Peluangnews – MEROKETNYA harga beras secara tidak wajar, disusul harga pangan lainnya, dikeluhkan pedagang di pasar tradisional dan ibu rumah tangga. Harga pangan terutama beras di 36 provinsi terus mengalami kenaikan yang tak terkendali. Harga beras sudah naik lebih Rp16 ribu/kg di pasaran. Harga cabai merah di Pasar Kramat Jati mencapai Rp100 ribu/kg baik cabai merah keriting maupun harga cabai rawit merah.
Menyikapi fenomena naiknya harga kebutuhan pokok tersebut, MNC Portal melakukan survai terhadap beberapa emak-emak di pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Naiknya harga beras dan cabai membuat mereka harus mengurangi porsi makan. Eni (57) tahun merupakan pedagangan makan kering di Pasar Kramat Jati mengatakan, naiknya harga bahan pangan tersebut terasa pahit karena tidak seimbang dengan pendapatan berdagang.
Menurut dia, kenaikan harga pangan yang tidak wajar ini membuat hidup tambah susah. “Gimana ya, sedih. Gimana ya kok bisa naik banget. Pokoknya mohon kepada pemerintah untuk diturunin lagi. Dagangan sepi, keadaan kok kayak gini. Segalanya naik, beras, cabai, gula. Pokoknya semua kebutuhan naik,” ujar Eni (23/2).
Naiknya harga beras yang diikuti bahan pangan pokok lainnya membuat Eni harus mengurangi sedikit porsi makan untuk keluarganya. Begitulah siasat yang bisa ia terapkan agar tidak tak terlalu menguras isi kantong setiap saat membeli bahan pokok. “Tidak perlu lagi nyetok; 3 hari beli lagi, tidak usah tiap hari (belanja). Saya berharap, tolonglah harga-harga diturunin…,” ujarnya.
Salah seorang pedagang warung makan di Pasar Kramat, Maya (49) menyuarakan jeritan hati yang senada. Ia bingung bagaimana lagi caranya menyiasati kenaikan harga bahan pangan yang gila-gilaan, sementara pemasukan ya begitu-begitu saja. Maya yang sehari-hari mengonsumsi cabai sebagai pelengkap masakan itu kini harus menghadapi pedasnya harga cabai.
Alih-alih menaikan harga barang dagangannya di tengah lonjakan harga bapok, Maya justru menyiasatinya dengan mengurangi porsi makan para pelanggan. Tidak jarang, maya juga terpaksa bohong kepada pelanggan yang meminta lebih banyak sambal atau cabai. “Kita kayak orang lagi pelit aja, pura-pura cabai habis, cuma ya kita kurangin aja. Biasa sehari habis sekilo, sekarang dikurang-kurangi,” kata Maya.●