hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Ayah Kaya

“Jangan bekerja untuk uang, buatlah uang bekerja untuk Anda.”

Nasihat cerdas itu datang dari Robert Toru Kiyosaki penulis buku Rich Dad Poor Dad. Ketika terbit pertama kali pada tahun 1997, panduan praktis tentang nasihat mengelola uang itu terjual 12 juta eksemplar. Dan melejit ke tangga buku terlaris nomor satu secara bersamaan di New York Times, The Wall Street Journal dan USA Today

Bersama mitranya, Sharon Lechter, penulis Amerika Serikat keturunan Jepang ini membuat kejutan lewat rangkaian buku seri berikutnya Rich Dad’s Cashflow Quadrant: Guide to Financial Freedom (1998) dan Rich Dad’s Guide to Investing (2000). Hingga buku terbitan terbarunya Capitalist Manifesto (2021). Kiyosaki telah menulis lebih dari 30 buku dengan tiras penjualan mencapai 42 juta copy, diterjemahkan ke dalam 51 bahasa. 

Jumlah penjualan Rich Dad’s series memang belum apa-apa jika dibanding buku fiksi Harry Potter yang sudah terjual 500 juta eksemplar. Tetapi karya Kiyosaki dinilai lebih punya makna, setidaknya buku non-fiksi itu memberi pembelajaran konkret pada teori pengelolaan uang.   

Tak heran jika jutaan orang di dunia, terutama para pelaku direct selling bagai terbius. Di kalangan masyarakat Multi level-marketing bahkan dikenal istilah ‘Mazhab Kiyosaki’. 

Tokoh utama dalam buku laris tersebut adalah dirinya sendiri, yang mendapat pelajaran dari seseorang yang ia panggil Rich Dad (Ayah Kaya). Namun apa lacur. Buku super laris itu belakangan dihujat menyesatkan. Apa yang ditulis mantan marinir perang Vietnam ini tak lebih dari khayalan lepasnya belaka. Ayah Kaya yang ia idolakan itu sebenarnya cuma tokoh fiktif.

Penyanggah buku fenomenal itu, adalah John T Reed, penulis yang juga konglomerat real estate di AS. Ia menghujat Rich Dad’s sebagai buku tentang nasihat keuangan terbodoh yang pernah ia baca. Lagi pula tuding Reed, Kiyosaki hanyalah seorang salesman dan pembicara motivasi dan sama sekali tidak memiliki keahlian keuangan. Atas dasar asumsi tersebut Reed meminta bukti bisnis apa yang dikelola Kiyosaki sehingga ia bisa kaya raya dan mengalami bebas finansial di usia 47 tahun (1994).

Reed tampaknya tidak sendirian, banyak pihal yang juga ragu apakah Ayah Kaya benar-benar ada? Rasa penasaran yang mendorong sejumlah wartawan dari berbagai majalah di AS untuk menjelajahi catatan real estate milik Ayah Kaya di Hawaii. Dan mereka tidak menemukan sosok yang digambarkan Rich Dad, Poor Dad

Nasihat Kiyosaki menuai banyak kritik karena menekankan anekdot dan tidak berisi nasihat konkret tentang bagaimana pembaca harus melanjutkan atau bekerja. Bagaimana Kiyosaki menyanggah tudingan yang merugikan reputasinya itu? Jawabannya memang tidak konkret dan tak memuaskan banyak pihak. Dalam sebuah wawancara dengan Majalah Smartmoney tahun 2003 Kiyosaki memberikan jawaban agak konyol.  “Apakah Harry Potter nyata? Why don’t you let Rich Dad be a myth like Harry Potter (mengapa tidak Anda biarkan saja Ayah Kaya itu menjadi dongeng seperti halnya Harry Potter).

 Kita tidak tahu apakah ia benar atau memang sedang menulis sesuatu yang sebenarnya fiksi. Tetapi nasihat Kiyosaki yang tidak biasa tentang bagaimana uang bekerja terlanjur merasuk ke penjuru dunia. Publik seolah tak peduli dengan cerita fiksi atau non-fiksi, buku Kiyosaki terus saja terbit dan laris, hingga 2021 lalu buku terbarunya kembali terbit dengan judul provokatif, Capitalist Manifesto.  

“Bagi saya tidak peduli apakah Ayah Kaya dan putranya nyata atau tidak, yang penting adalah pelajaran yang diajarkan Kiyosaki berarti banyak bagi karir saya, komentar sejumlah penonton YouTube, The Rich Dad Radio Show bertema ‘Is Rich Dad Real or Fake?’ Kiyosaki menuai kritik karena keberaniannya mendobrak pakem baku financial management yang diajarkan berbagai fakultas ekonomi dan bisnis universitas ternama di seantero dunia. 

Lalu, apakah Ayah Kaya itu benar-benar ada. Boleh jadi Kiyosaki bukannya ia tidak punya jawaban, tetapi bukankah seekor singa tidak akan membalas gonggongan anjing.  

pasang iklan di sini