SUBANG—Rumah di kawasan Ukong Sutaatmaja, Karanganyar, Kabupaten Subang disulap menjadi rumah makan yang bertajuk Warung Iga Bakar dan Jus Kaisar. Penataannya ciamik dengan tempat makan dengan atap payung dan hiasan lampu lampion untuk bagian eksteriornya.
Desainnya memang instagramable menawarkan tempat nongkrong yang nyaman dengan pemandangan yang baik. Rumah makan ini mampu menampung sekira 100 orang.
Sang pemilik Kiki Ratnasari menuturkan Waroeng Iga Bakar Kaisar berdiri sejak 2010. Pertama buka hanya menyediakan menu minuman jus dan aneka sop buah kaldu. Tempat awalnya hanya sebuah toko kecil, yang kebetulan bersebelahan dengan rumahnya.
Rumah makan ini didirikan dengan modal Rp9 juta dan buka pas Ramadan. Dengan seorang karyawan, Kiki awalnya mendapat omzet hanya Rp95 ribu pada hari pertama. Pada hari kedua, Rp195 ribu, lalu berlahan naik pada hari ke 3 menjadi Rp250 ribu, hari ke 4 Rp300 ribu dan pas satu minggu omzet rata-rata mencapai Rp500 ribu.
“Awalnya buka usaha hanya iseng-iseng menjadi bersemangat melilhat omzet makin naik , setelah itu saya berpikir ada menu minuman mengapa tidak ada menu makanannya. Kebetulan waktu itu belum ada kuliner steak di Kota Subang dan saya pun meawakan menu steak dengan peralatan seadanya,” tutur perempuan kelahiran 1978 ini kepada Peluang, via Whatsapp, Jumat (4/2/22).
Kiki menggunakan cobek yang terbuat dari tanah liat. Karena tidak ada tenderloin dan sirloin dia menggunakan tulang iga. Dia menjadikan acara tean-teman arisan di rumahnya untuk mencicipi iga bakar cobek itu. Ternyata berhasil, ada yang minta resep untuk suaminya. Akhirnya Kiki membuka usaha rumah makan dengan berbagai macam menu.
Namun kekuatan rumah makan ini justru pada menu inovasinya seperti nasi goreng dengan campuran buah naga yang disebut nasi goreng kepo. Karena memakai buah naga, maka nasi gorengnya berwarna ungu hingga tampak menyegarkan dan inovais ini membuat dia mendapat liputan banyak media.
Tentunya ada nasi goreng ayam, kornet keju, teri medan, ati ampela dan sosis. Selain itu ada terobosan inovasi lain seperti baso keju mozarella, hingga total menjadi 100 menu dan semua hasil resep sendiri dengan harga Rp10 ribu hingga Rp38 ribu.
“Khas iga bakar kaisar disajikkan di atas cobek panas kalau untuk sop durian, daging duriaannya asli dari Medan,” imbuh ibu dari dua anak ini.
Sebelum pandemi Waroeng Iga Bakar dan Jus Kaisar ini meraup omzet sekitar Rp5-7 juta per hari. Setelah pandemi, Omzet menurun hingga 50 %. Untuk mensiasati, perempuan yang mengenyam pendidikan hingga tingkat Diploma ini bekerjasama dengan berbagai usaha delivery dan ojek daring. Setelah ada kelonggaran omzet meningkat lagi hingga 20%.
“Ke depan, saya berniat menawarkan kemitraan bagi siapa saja berminat dan mempunyai tempat strategis. Nanti saya bantu menunya Singkatnya saya ingin membuka cabang dengan konsep itu,” tutup Kiki (Irvan).