octa vaganza

Waroeng D’Jowo, Bakmi Ghodognya seperti di Gunung Kidul

JAKARTA—Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya Kabupaten Gunung Kidul punya kuliner khas yang disebut sebagai “Bakmi Godhog”, bakmi rebus yang dimasak dengan bumbu dan rempah yang ada di daerah itu.

Keistimewaan Bakmi Jawa lainnya adalah pada cara pengolahannya. Bakmi jawa dimasak masih menggunakan cara tradisional yaitu masih menggunakan tungku tanah liat (anglo) dan api dari arang.

Jadi setiap pembeli bakmi ini sekalipun memesan jumlah porsi yang banyak, namun penual membuatnya satu demi satu porsi menggunakan wajan kecil, jadi tidak diolah secara massal berbarengan.

Cara memasak ini untuk menjaga rasa bakmi jawa sehingga tetap khas di lidah. Keistimewaan lainnya bakmi ini adalah pada suwiran daging ayam kampung dan telur bebek sebagai bahan membuatnya. Rasa yang akan diperoleh dari bahan-bahan tersebut akan membuat rasa bakmi Jawa menjadi khas.

Pada 2010, Sri Rahmawati bersama ibunya hijrah dari Yogyakarta ke Jakarta, tepatnya di kawasan Ciracas untuk mendampingi adiknya.  Karena tidak ada kegiatan, Perempuan yang disapa Iik ini bersama ibunya membuka warung makan bertajuk “Waroeng D’Jowo”, karena di wilayah itu belum ada yang buka bisnis ini. Warung ini terletak persisnya di Jalan Raya Kelapa. Dua Wetan No.1C, RT.3/RW.4, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur.

“Kami memasak dengan menggunakan arang sesuai tradisi, bahkan  alat memasak dan  wajan kami yang digunakan wajan baja yang didatangkan langsung dari Gunung Kidul. Bahan-bahan baku seperti mi dan bihun kami datangkan juga  dari daerah, selain juga menggunakan bahan ayam kampung,” papar  alumni Bahasa dan Sastra Indonesia, IKIP Yogyakarta ini ketika dihubungi Peluang, Rabu (31/3/21).

Lanjut dia, sambutan pasar pada awal buka masih kurang memuaskan tapi lambat laun mulai direspon dengan baik.

Waroeng D’Jowo selain menawarkan, bakmi ghodog, juga bakmi goreng, nasi goreng, nasi ghodog, rica-rica ayam, magelangan, soto ayam, soto daging dan sebagainya. Harga menu mulai dari Rp26 ribu.

Untuk minuman, warung yang buka pukul 10 pagi hingga 21.00 pada masa pandemi ini juga menyediakan minumam khas, seperti wedang ronde, wedang uwuh, teh poci.

“Kami juga bermitra dengan GoFood,” ucap Iik.

Bagaimana kata pelanggan? Ferri Bass, seorang pengunjung seperti dikutip dari sebuah situs kuliner memuji hampir semuanya menunya enak. Sementara pengunjung lainnya menyebut mi ghodognya mempunyai kuah yang gurih dan rasanya seperti ketika makan di Yogyakarta (van).

Exit mobile version