hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

UKM Kreatif Bandung (7) Sepatu Proudly Inteun Ingin Bersaing dengan Produk Luar

Inteun Wulansari dan produk sepatu rancangannya-Foto: Dokumentasi Pribadi.

BANDUNG—Sewaktu masih duduk di bangku kuliah, Inteun Wulansari sudah berjualan sepatu dengan contoh sepatu yang digunakannya. Dia membawa potongan-potongan bahan sepatu kemudian dibawa ke daerah Cibaduyut dan kemudian dipasarkan kepada lingkungannya sendiri. Ternyata upayanya tidak sia-sia, sepatunya diminati dan ia mendapatkan banyak pemesan.

Inteun mengaku dirinya tertarik dengan sepatu dan selalu penasaran, mulai dari bentuk, kenyamanan, hingga modelnya. Dengan modal awal Rp11 jutaan, Inteun membuka bengkel sepatu dengan tiga tukang sepatu. Modal ini juga digunakan untuk membeli material dan bahan.

“Saya memang nekat, padahal awalnya tidak tahu juga mau dijual di mana dan ternyata kalau sudah niat lurus ada saja rezekinya. Ada saja yang memesan. Mulanya tanpa merek, sampai akhirnya saya berpikir untuk mempunyai brand supaya lebih terarah penjualannya. Akhirnya tercetus brand Proudly,” ungkap alumni Fakultas Hukum Universitas Parahyangan Bandung ini.

Perempuan kelahiran Bandung 11 Februari 1985 ini mengaku melakukan pemasaran awal lewat instagram posting foto kemudian minta difollow ke teman-temannya. Sambutan bagus dan follower terus bertambah. Omzet awalnya sudah mencapai Rp50 jutaan.

“Saya sendiri merancang sepatunya. Sebab saat mendesain saya harus bisa membuat orang mengetahui DNA yang punya brand. Sehingga orang bisa menebak ini produknya Proudly. Kalau DNA kuat pasti akan menghasilkan sepatu-sepatu yang akan berbeda dengan brand kompetitor,” ujar Inteun kepada Peluang beberapa waktu lalu.

Inteun menuturkan, pada awalnya per minggu Ia hanya membuat 50 pasang sepatu. Inteun membidik dengan segmennya dari umur 18 tahun hingga 28 tahun, mulai dari mahasiswa hingga pekerja dengan mobilitas tinggi, serta ibu muda.

Contoh produk Proudly-foto: Dokumentasi pribadi.

Tanpa terasa Inteun sudah menjalani bisnisnya selama hampir 6 tahun. Usaha ini terus berkembang seiring waktu karena usaha ini memang dibuat dinamasis supaya terus bisa diterima pasar.

Setiap bulan Inteun dan timnya mampu membuat 600 hingga 750 pasang sepatu umumnya dijual secara daring (online). Semua sepatu dibuat di workshopnya di kawasan Pasirluyu.

Pemasaran melalui instagram dan website: www.proudly.id, serta dititip ke concept store di bandung (happy go lucky) dan di Jakarta (goodsdept). Omzet tertinggi yang pernah diraihnya Rp300 jutaan. Pada 2018 ini Proudly meraih omzet rata-rata Rp200 juta per bulan. Proudly sudah mampu mempekerjakan 20 orang karyawan.

Ketika ditanya suka dan duka menjalankan usaha, Inteun mengaku dalam menjalani usahanya mengalami tantangan dalam membangun brand dan tantangan membangun suatu tim yang solid, serta tantangan-tantangan lainnya.

“Serunya bagaimana kita mencari solusi dari setiap permasalahan yang ada dan itu akan membuat si perusahaan semakin kuat dan semakin siap utk menjadi lebih besar dan lebih besar lagi. Saya ingin membuat orang menggunakan produk lokal, yang sebetulnya tidak kalah secara kualitas dan model,” katanya.

Inteun punya cita-cita bisnis ini harus terus maju terus berkembang dan besar, produk lokal yang mampu bersaing dengan produk-produk luar negeri, serta mampu membuka lapangan kerja bagi para pekerja-lokal (Irvan SjafarI).

pasang iklan di sini