BANDUNG—-Sekitar sepuluh tahun lalu perusahaan tempat, seorang perempuan bernama Yetty Tarwin mengalami kemunduran. Tidak mau menganggur, dia memutuskan untuk berhenti bekerja dan bertekad menjalankan usaha sendiri. Pendidikan terakhir di Akademi Tekstil Bandung memberikannya bekal untuk mengenal bahan-bahan tekstil.
“Kebetulan saya juga bisa menjahit dan menggambar. Jadi saya bisa membuat desain border untuk busana, mukena hingga home décor,” tutur Yetty kepada Peluang, Selasa (17/7/2018).
Yetty menfokuskan diri pada inovasi desain bordir dengan menggunakan bahan berkualitas dengan warna-warna pilihan, sehingga menghasilkan produk bordir yang tidak sama dengan yang lain. Awalnya dia hanya membuat busana muslim yang dibordir . Dengan modal awal Rp50 juta, dia memulai usahanya.
“Pemasarannya hanya teman-teman dan seragam pengajian di perumahan kami tinggal. Omzet awal mulanya tidak menentu. Keterbatasan pasar menjadi kendala kami pada awalnya,” ungkapnya.
Nama brand usahanya Tarti Camelia. Mirip nama orang. Tarti adalah singkatan Tarwin Yetty. Sementara Camelia mengacu pada bunga, karena produknya untuk perempuan.
Kemudian Yetty rajin mengikuti berbagai pameran dan mengikuti workshop untuk meluas pemasaran. Hasilnya Kreasi Bordir Bandung mendapatkan pasar yang luas dan pelanggan baru.
Salah satu produk Tari Camelia-Foto: Dokumentasi Pribadi.Meskipun demikian workshop dan showroom tetap di rumahnya di kawasan Margahayu, Bandung. Sejumlah produk busana dititipkan di sebuah toko di Balubur Town Square, Taman Sari Bandung.
“Kata orang produk kami tidak sama dengan yang lain. Sambutan pasar lumayan. Mukena pernah dibeli Menteri Perempuan dari Afghanistan ketika kami mengadakan pameran di JHCC,” cetus ibu dari dua anak ini dan nenek dari satu cucu ini, seraya mengatakan bahwa untuk menggambar dan bisnis dilakukan secara otodidak.
Yetty mengaku idenya membuat motif mengalir begitu saja. Kebanyakan bunga-bungaan dengan corak yang abstrak.
Produksi per bulan bergantung pada pesanan. Produk yang dihasilkan sampai sekarang kebaya, blus, mukena, sajadah, home decor, tas.
Produknya dibandroll antara Rp50 ribu hingga Rp600 ribu. Usahanya memberikan lapangan kerja bagi dua tenaga dua tenaga bordir, dua penjahit dan satu tukang potong.
Omzetnya tertinggi diraihnya biasanya menjelang lebaran mencapai Rp50 juta. Pada momen itu produk home decor-nya digunakan pembelinya untuk parsel. Yetty bersyukur produknya sudah menembus pasar Malaysia.
“Sayangnya, kami masih menghadapi keterbatasan pasar dan lemahnya Sumber Daya Manusia menjadi kendala untuk perkembangan usaha,” kata kelahiran 28 Desember 1958 ini.
Kreasi bunga, ciri khas bordir Tarti Camelia-Foto: Dokumentasi Pribadi.Dia berharap suatu hari kelak Bandung bukan hanya UKM-nya yang kreatif, tetapi juga usaha bordirnya. Yetty juga berharap bisa mensejahterakan karyawannya lebih baik (Irvan Sjafari).