BANDUNG—Hingga 2011, Dian Setiawan (41 tahun) hanya seorang tukang ojek di Kecamatan Cisarua, Bandung Barat. Kegemarannya ikut acara begadang bersama teman-temannya membuat api unggun dari potongan bambu.
Suatu ketika ia berpikir, sayang kalau semua potongan bambu dibakar. Potongan bambu itu bisa dimanfaatkan.
Berapa potong bambu dikumpulkan mulanya buat sawung, namun kemudian ia membuat kreasi membuat replika perahu penisi. Awalnya tidak dijual, namun dari aktivitas iseng itu, Dian memutuskan untuk mencoba membuat kerajinan dari bambu.
Dian kemudian membuat aneka miniatur, mulai dari Monas, Tugu Selamat Datang, sepeda.
“Kemudian saya membuat peralatan rumah tangga seperti gelas, cangkir, piring, poci, sendok dan garpu,” ujar Dian kepada Peluang di sebuah pameran di kawasan Tangerang, beberapa waktu lalu.
Dia juga menceritakan pernah mendapat pesanan sampai 5000 item gelas dan cangkir sebulan.
Dengan brand Bamboo Art, Dian kemudian meningkatkan kualitas produksinya. Di antaranya melapisi gelas bambu dengan cairan water proof.
Menurut dia bambu punya karakter sendiri, seperti akan semakin kuat kalau sering digunakan, seperti menyeduh kopi dan teh.
Modal awalnya ketika mulai bisnis ini pada 2013 hanya Rp600 ribu. Omzet awalnya hanya satu juta rupiah dan kemudian berkembang Rp10 juta per bulan.
Pada 2018 ini omzet penjualannya mencapai Rp15 juta per bulan. Dari jumlah omzet sebanyak 60% habis untuk produksi.
“Produk saya dijual dari Rp50 ribu hingga ratusan ribu rupiah, bergantung kesulitan. Satu set cangkir dan piring dibandrol
Rp250 ribu. Yang paling sulit ialah membuat replika menara Eiffel,” tutur dia.
Dengan lima tenaga kerja dan hanya menggunakan pisau serut. Dengan cara itu kualitas produk justru terjaga, Dian mengaku butuh ketekunan untuk membuat produk ini.
Pemasaran dilakukan secara daring (online), melalui media sosial, seperti Facebook, Twitter, WhatsApp dan sebagainya.
Penjualan juga dilakukan melalui pameran hingga di tempat wisata di kawasan Bandung Barat dan sekitarnya. Ada juga pembeli yang datang ke bengkel pembuat kerajinan bambu ini.
Dian bercita-cita ingin mengekspor produknya ke luar negeri. “Saya berharap bisa berkonstribusi untuk bangsa ini lewat UMKM,” tutupnya (Irvan Sjafari).