“Sekaya apa pun kita, sepintar apa pun kita, tanpa keluarga tak berarti” Demikian kata Agung Sadewa kepada saudara kembarnya Ateng (keduanya dimainkan Augie Fantinus) setelah menengok ayahnya Budiman (Surya Saputra) dan ibunya Ratna (Unique Priscilla) yang terkapar di rumah sakit, sehabis kecelakaan.
Agung, seorang motivator yang menganggap masa lalu harus ditenggelamkan karena akan menjadi masalah. Dia dibesarkan Ratna, seorang wanita karir, single parent. Sementara Ateng dibesarkan oleh ayah seorang single parent, seorang aristokrat di kawasan Salatiga, masih kerabat keraton dan pengusaha peternakan dan agribisnis.
Dalam sebuah adegan kilas balik, orangtua mereka terpisah karena Budiman tidak setuju Ratna menjadi wanita karir di Jakarta. Dia berpikir karena ia bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga. Sementara Ratna menganggap berkarir bukan karena uang tetapi ingin berekspresi. Hal yang lumrah sejak puluhan tahun lalu.
Cerita dibuka dengan suasana peternakan di Salatiga, penonton langsung dikenalkan dengan Ateng yang digambarkan manja dan kekanak-kanakan pada usia ke 26, serta Iskak staf rumah tangganya (dimainkan oleh Soleh Solihun). Sebagai hadiah ulang tahun Ateng diizinkan pergi ke Jakarta ditemani Iskak. Mereka menginap di hotel mewah yang modern, tetapi mereka gagap teknologi.
Di hotel tersebut, Agung juga menginap sehabis mengisi acara motivator ditemani asisten pribadinya Cemplon (Julie Estelle). Penonton tentunya bisa menebak keduanya bertemu dan atas ide Cemplon keduanya bertukar tempat agar Agung bisa kenal ayahnya dan sebaliknya Ateng kenal ibunya. Cerita bergulir, Ratna heran mengapa anaknya mendadak hangat dan manja, sebaliknya Budiman terperanjat Ateng mendadak dewasa.
Kedua kembar ini kemudian berencana untuk mempertemukan kembali ayah dan ibu mereka dalam sebuah liburan ke Bali. Hanya saja skenario yang disusun oleh Agung, Ateng, Cemplon dan Iskak menghadapi rintangan.
Kembar yang terpisah bukan hal yang baru dalam film dunia. Film Hollywood Parent Trap (1998) juga mengisahkan kembar terpisah dan anak-anaknya bertemu di acara perkemahan, menyusun skenario mempertemukan orangtua mereka yang terpisah.
Sutradara “Lagi-lagi Ateng” Monti Tiwa mengakui bahwa kembar yang terpisah ada di sejumlah film dunia dan dia menggarap versi dia. Yang terpenting kisah drama kembar ini yang diproduksi oleh 13 Entertainment dengan Co-Produser Dirgahayu Productionsdan Idesource Entertainment ini menghidupkan lagi karakter Ateng dan Iskak yang terkenal di masa lalu dengan situasi modern.
“Pesan keluarga almarhum hanya Ateng dan Iskak adalah pelawak yang melekat dengan tema cinta keluarga,” ujar Monti (Irvan Sjafari)