
PeluangNews, Jakarta-Pelaku usaha Indonesia sukses mempromosikan tempe sebagai makanan kaya nutrisi atau superfood dalam pameran dagang Summer Fancy Food Show (SFFS) 2025, beberapa waktu lalu di Javits Center, New York, Amerika Serikat. Pameran berskala business-to-business (B2B) ini menjadi momentum penting untuk memperluas pasar tempe Indonesia di AS.
“Tempe sebagai pangan sehat dan superfood berbasis nabati sangat selaras dengan tren hidup sehat masyarakat Amerika. Ini membuka peluang besar bagi ekspor tempe Indonesia ke pasar AS,” ujar Atase Perdagangan RI di Washington D.C., Ranitya Kusumadewi, Sabtu (26/7/2025).
Rumah Tempe Azaki menjadi perwakilan pelaku usaha Indonesia yang membawa produk tempe beku dan siap makan dengan berbagai varian rasa. “Kami ingin menunjukkan bahwa tempe memiliki potensi besar sebagai sumber protein alternatif yang sehat, bernilai budaya, dan ekonomis,” ujar Direktur PT Azaki Food, Cucup Ruhiyat.
Menurut Ranitya, partisipasi Indonesia dalam SFFS 2025 sangat strategis untuk membangun jejaring bisnis, memahami tren pasar, dan mempromosikan tempe sebagai warisan kuliner yang relevan dengan kebutuhan konsumen global. “Kami manfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan informasi langsung kepada pengunjung bahwa tempe adalah produk sehat, berkelanjutan, dan penuh inovasi,” ujarnya.
Pasar makanan sehat di AS sedang tumbuh pesat dan diproyeksikan mencapai USD 470 miliar pada 2030. Pasar tempe sendiri diperkirakan meningkat dari USD 1,2 miliar menjadi USD 2,5 miliar pada 2033. Nilai ekspor tempe Indonesia ke AS juga terus naik, dari USD 1,7 juta pada 2021 menjadi USD 2,2 juta pada 2024.
Selain mengikuti pameran, Ranitya juga mengunjungi Pearl River Mart, ritel produk Asia di New York. “Kami melihat banyak produk Indonesia telah masuk, mulai dari mi instan, kecap manis, hingga kerajinan batik dan tenun. Ini peluang untuk memperkuat kehadiran produk Indonesia di pasar ritel AS,” ungkapnya.
Hingga Mei 2025, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan terhadap AS sebesar USD 7,08 miliar. “Kinerja perdagangan ini harus terus dimanfaatkan untuk memperluas ekspor produk unggulan Indonesia, termasuk tempe,” tutup Ranitya.