hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Thomas Lembong: Terobosan Sederhana dan Cita-Cita Pendiri Bangsa

Oleh: Sarjono Amsan

Mengapa Thomas Lembong (TL) begitu “diincar”. Setidaknya tiga kali mantan menteri perdagangan ini disebut Gibran berada di belakang Muhaimin atau 01 pada debat terakhir Cawapres. Pasca debat itu, beberapa Menteri keluar mempersoalkan TL, padahal dia ada di luar forum.

thomas lembong
Thomas Lembong | Dok: BKPPM | CC0 via Wikimedia Commons

Setelah mendengar dengan mencari tahu siapa sebenarnya TL ini. Maka menarik bukan soal argumen-argumennya tentang IKN yang dibanding dengan kegagalan Brazil dan Mesir yang hendak membangun Ibu Kota baru yang sampai kemudian Brazil mengalami “pendarahan” ekonomi yang harus dipulihkan selama 20 tahun. Tapi yang menarik adalah soal UTANG.

TL menawarkan sebuah sudut pandang penyelesaian utang yang dikaitkan dengan pajak. Bahwa negara harus menggalakkan tabungan nasional. Bung Hatta dulu menyebutnya gerakan menabung nasional.

Secara detail, TL ingin ada perubahan cara menghimpun dana pembangunan bukan hanya mengandalkan dari utang luar negeri ketika keuangan negara defisit. Tapi, mengandalkan tabungan dalam negeri.

Bagaimana caranya?

Seperti Singapore dan Australia, ternyata tidak memungut pajak tinggi bagi dunia usaha maupun perorangan. Tapi mewajibkan setiap perusahaan atau perorangan yang mempunyai penghasilan harus menabung dengan prosentase tertentu.

Tabungan itu bersyarat dan hanya bisa diambil dengan syarat tertentu. Tapi, itu tercatat sebagai asset si penabung, baik perusahaan maupun perorangan.

Akumulasi tabungan ini yang akan dijadikan modal dan sumber utama pembangunan nasional pada sektor produktif, sehingga tabungan ini mempunyai nilai tambah pada pemilik maupun pada negara.

Dengan demikian, ekonomi Indonesia mengandalkan biaya dari kekuatan sendiri. Ini yang disebut sebagai kecerdasan mengelola potensi ekonomi menuju Tri Sakti Bung Karno: Ekonomi Berdikari.

Apakah itu bisa dilakukan? Sangat bisa, ujar TL. Australia dan Singapura melakukan itu. Pembiayaan pembangunannya tidak semata-mata tergantung pada utang luar negeri.

Keyakinan Co-Captain 01 itu sebenarnya adalah keyakinan para pendiri Bangsa ini. Bung Karno dengan Berdikarinya, Hatta dengan Ekonomi Kekeluargaan yang menitikberatkan pada ekonomi tolong menolong.

Bahkan Hatta, setiap Hari Koperasi selalu menganjurkan gerakan menabung nasional. Karena itu, pada saat itu setiap Hari Koperasi 12 Juli, selalu dicanangkan PEKAN MENABUNG NASIONAL.

Semangat kemandirian yg ditunjukan dengan jalan praktiknya ini secara simple oleh Th Le, tentu akan banyak mendapat tantangan dari mereka para pemburu rente dan komprador nya yang selama ini sudah tenang menikmati sistem yang semakin menggerus potensi bangsa ini yaitu Utang Luar Ngeri yg semakin besar.

Namun, sebagaimana para pendiri bangsa ini, bahwa menuju kemandirian itu sangat bisa dicapai dan masuk akal, salah satunya ya kita mulai menabung dan memperkuat program MENABUNG sebagai program Nasional. Dan banyak lagi jalan kita kembali ke Cita-Cita Ekonomi Indonesia Merdeka. Merdeka!!! [Sarjono Amsan]

pasang iklan di sini