hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Tetaplah Waspadai Hadiah dan Harga Murah

BELANJA online kini telah menjadi budaya dan gaya hidup. Dengan populasi warganet–warga terkoneksi internet–73% lebih dari populasi penduduk Indonesia, belanja online kini jadi pasar sangat luas bagi banyak lokapasar (marketplace). Satu hal yang perlu diingat: tidak semua penjual di pasar digital yang berada di beragam akun lokapasar, punya niat berbisnis.

“Tak sedikit yang menipu. Terbaru, viral di medsos, ada sepasang saudara kembar yang menawarkan pemesanan pre-order produk smartphone ternama. Banyak korban tergiur harga murah dan cara mudah. Setelah transfer jutaan rupiah, produk yang dipesan tak juga dikirim. Waspadalah,” ujar Plt. Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, R. Goenara Daradjat.

Rayuan hadiah menarik atau harga murah sering jadi pemancing para penipu dalam menggaet sasaran. Khususnya pemula. Menurut survei Kemenkominfo, saat pandemi Covid-19, terjadi peningkatan transaksi belanja online dari 32% menjadi 54%. Sejalan dengan itu, korban penipuan pun meningkat. Meski kini pandemi sudah berlalu, kehati-hatian berbelanja online tetap penting dijaga.

Apa cara agar tak jadi korban? Influencer Ana Livian membagikan tips aman agar terhindar dari korban penipuan jual beli online. Buat pemula, ujarnya, tak ada salahnya hindari transfer down payment (DP) pembayaran; terlebih buat toko online yang belum populer. ” Cash on Delivery (COD) atau bayar setelah sampai itu cara yang lebih aman,” ucap Ana.

Selanjutnya, teliti dalam memilih platform penjual yang terpercaya. Baca ulasan dan review mantan pembeli dan rating platform itu, cukup bagus atau tidak. ”Dari situ akan kita ketahui track record penjualnya dalam melayani konsumen,” ujar Ana Livian.

Cara lainnya, memverifikasi platform akun penjual atau meminta review teman yang pernah belanja di situ, merupakan kebiasaan yang bijak. Kemenkominfo mencatat, penipuan dengan modus menjanjikan hadiah fantastis angkanya 91,2%.” Kritis dan pintar memilih penjual akan mengurangi risiko kita menjadi korban penipuan jual beli online. Teliti dan hati-hati mesti dikedepankan saat bertransaksi, terlebih di pasar online yang secara fisik kita tak bertemu,” tutur dosen Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, Neka Fitriyah,●

pasang iklan di sini