hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Daerah  

Terdampak Pembatalan Ibadah Haji, Perajin Songkok Buat Pelindung Wajah

BANYUWANGI—Dampak pandemi Covid-19 yang masih berkepanjangan adalah pembatalan ibadah haji untuk 2020.  Efeknya juga menimpa pelaku usaha di pusat perajin songkok khas bambu di Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur.

Salah seorang di antara mereka, Untung Hermawan mengungkapkan selama pandemi covid 19 ini, biasanya pesanan sudah mulai datang sejak awal ramadan. Sayangnya, tidak demikian pada 2020 ini.

Praktis 2020 menjadi tahun sepi. Seharusnya musim haji pesanan meningkat. Namun sekali lagi banyak pihak membataslkan orderan.

“Sejumlah perajin nyaris merugi, para buruh anyaman juga menganggur,” ungkap Untung seperti dilansir Beritajatim, Selasa (9/6/20).

Lanjut dia, pesanan yang masih ada sekira tinggal 30 persen. Para perajin kini harus tetap putar otak agar roda ekonomi keluarga terus berjalan. Mereka mengalihkan bisnis songkok ke pembuatan alat pelindung diri (APD) berupa face shield atau penutup muka.

“Kita lihat dari beberapa contoh yang sudah ada. Lalu kita sediakan bahan, bentuk sedemikian rupa hingga menjadi penutup muka yang diinginkan,” ucap Untung.

Produksi penutup muka menggunakan   bahan dari mika atau plastik. Namun, hal ini tak mengurangi kreativitas para perajin. Mereka menyisipkan aksen anyaman bambu pada face shield yang kita produksi. Ini sekaligus memberi jembatan bagi para buruh anyaman agar tetap mendapat penghasilan,” terangnya.

Responnya cukup lumayan. Hingga kini banyak pesanan dari sejumlah instansi, kantor, dan sekolah-sekolah. Mengingat, Banyuwangi akan menerapkan new normal yang mengharuskan tetap mengikuti protokol kesehatan dalam setiap aktivitas.

“Alhamdulillah, setiap hari ada pesanan sekitar 1000 penutup muka, dari kalangan sekolah, pondok pesantren. Satu buah ini harganya Rp10 ribu sampai Rp15 ribu, tegantung ukuran,” pungkasnya.

Sebagai perajin songkok berbahan anyaman bambu di Desa Gintangan, Untung sudah berhasil memproduksi minimal 500-700 songkok anyaman bambu per minggu. Untung adalah perajin generasi kedua di Gintangan. Sebelum 1980-an di Desa Gintangan sebenarnya sudah membuat kerajinan bambu.

pasang iklan di sini