SEIRING sejumlah temuan cadangan migas baru dalam jumlah besar, terutama gas alam, beberapa perusahaan energi dunia meningkatkan eksplorasi di Asia Tenggara. “Khususnya untuk meningkatkan produksi gas alam dan memenuhi pertumbuhan permintaan jangka panjang,” kata para eksekutif dan analis perusahaan seperti dikutip Reuters.
Bersama Indonesia, Malaysia baru-baru ini mencatat sukses dalam penemuan sektor hulu. Termasuk penemuan besar oleh Mubadala Energy di Blok Andaman Selatan, setelah bertahun-tahun kurangnya investasi di sektor ini pasca anjloknya harga minyak anjlok pada 2015.
Mubadala Energy sedang memperluas produksi di ladang gas Pegaga di Malaysia dimana dua perusahaan energi besar melalui akuisisi akan terlibat. TotalEnergies Prancis bulan lalu mengakuisisi 50% saham Sapura OMV dan Chevron yang berkantor pusat di Malaysia. Secara terpisah, Pertamina/Indonesia dan Petronas/Malaysia mengakuisisi 35% saham Shell di blok Masela yang dioperasikan Inpex.
Januari, Petronas memberikan kontrak bagi hasil untuk enam blok eksplorasi pada putaran penawaran tahun 2023, dan meluncurkan putaran penawaran baru pada tahun ini untuk eksplorasi 10 blok dan klaster kepada calon investor. Indonesia juga berencana menawarkan lebih banyak blok minyak dan gas di cekungan Sumatera Utara tahun ini, menyusul penemuan besar oleh Mubadala Energy di Blok Andaman Selatan.
Dalam dua-tiga tahun terakhir, Indonesia dan Malaysia telah menyaksikan sejumlah besar penemuan, sehingga menambah momentum secara keseluruhan. “Hal ini mendorong minat yang lebih besar terhadap eksplorasi,” kata analis Rystad Energy, Prateek Pandey.
Malaysia kemungkinan akan mengebor 30 sumur eksplorasi tahun ini dan 35 sumur pada 2025, naik dari 8 sumur pada tahun 2021, katanya, dan Indonesia akan mengebor sekitar 40 sumur tahun ini. “Jumlah sumur eksplorasi di Indonesia akan sedikit berkurang pada paruh kedua dekade ini, tetapi di Malaysia akan tetap konsisten hingga tahun 2028 karena keberhasilan putaran penawaran dalam tiga hingga empat tahun terakhir,” kata Pandey.
Peningkatan fleksibilitas dalam kontrak bagi hasil dan ketentuan fiskal yang lebih baik juga telah menarik lebih banyak investasi ke wilayah ini. Pihak Indonesia mengatakan, per September, kontraktor berpeluang memiliki saham lebih dari 50% di beberapa blok baru.●(Zian)