hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Sinergi Pemerintah dan Swasta Dorong Desa BISA Ekspor

Peluncuran Program Desa Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor di Kabupaten Jembrana, Bali.
Peluncuran Program Desa Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor di Kabupaten Jembrana, Bali.

PeluangNews, Jakarta-Menteri Perdagangan Budi Santoso memimpin peluncuran Program Desa Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor di Kabupaten Jembrana, Bali, Selasa (9/9).

“Kita bersinergi meluncurkan Program Desa BISA Ekspor. Keberhasilan ekspor tidak bisa dicapai sendirian, melainkan melalui kerja sama erat pemerintah, swasta, koperasi, dan masyarakat. Mari kita bersama-sama menjadikan desa sebagai motor penggerak ekspor Indonesia,” kata Mendag Budi Santoso, dalam keterangan resminya.

Ia menegaskan, Desa BISA Ekspor merupakan kolaborasi antara Kemendag, Kemendes PDT, Kementan, LPEI, Astra, serta mitra strategis lain. “Kami ingin menggali potensi desa agar bisa memberi kesejahteraan nyata bagi masyarakat,” tambahnya.

Menurutnya, program ini menyinergikan berbagai inisiatif yang sudah berjalan, mulai dari UMKM BISA Ekspor, Desa Ekspor, Desa Organik, Desa Devisa, hingga Desa Sejahtera Astra. Ke depan, juga akan melibatkan Kampung Nelayan dan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.

“Kemendag bersama mitra strategis telah memetakan 2.357 desa. Sebanyak 741 desa siap ekspor dan 1.616 desa butuh pembinaan. Semua akan difasilitasi dengan pelatihan, klinik bisnis, hingga dukungan agregator dari BUMN dan swasta,” terang Budi.

Untuk desa siap ekspor, Kemendag sudah melakukan promosi lewat integrasi data ke INAEXPORT, fasilitasi business pitching, hingga penjajakan bisnis dengan buyer India dan Australia. Sementara desa yang masih dibina mendapat pendampingan intensif, mulai dari kualitas produk, SDM, pemasaran, pembiayaan, hingga logistik.

Sebagai simbol, Kemendag meluncurkan Logo Desa BISA Ekspor yang terdiri atas TUNESA (Tunas Desa) dan ANYASA (Anyaman Desa). “Logo ini menggambarkan desa sebagai benih dengan daya tumbuh besar, yang diperkuat simpul kolaborasi semua pihak,” jelas Mendag.

Wamendes PDT Ahmad Riza Patria menambahkan, “Saat ini ada lebih dari 55.941 BUM Desa aktif dan 80.000 lebih KDMP yang mengelola berbagai unit usaha. Jika dikelola baik, ini akan menjadi tulang punggung ekonomi desa.”

Dalam kesempatan itu, Kemendag, Kemendes PDT, dan LPEI juga menandatangani perjanjian kerja sama pemberdayaan desa ekspor. Kerja sama ini mencakup pertukaran data, pemetaan desa, hingga penguatan logistik dan akses pembiayaan.

Direktur Eksekutif LPEI Sukatmo Padmosukarso menuturkan, “Desa BISA Ekspor adalah pengembangan dari Desa Devisa. Program Desa Kakao Jembrana telah berhasil menembus pasar Prancis, Jerman, Belanda, Jepang, hingga Australia.”

Peluncuran program ditandai dengan pelepasan ekspor simbolis. Desa Devisa Kakao Jembrana mengekspor kakao fermentasi senilai Rp2,4 miliar ke Prancis. Desa Benih Bandeng Buleleng mengekspor Rp45 juta ke Filipina, sementara Desa Hortikultura Bali mengekspor Rp6 juta ke Singapura.

“Saat ini kita patut berbangga karena desa-desa berhasil menembus pasar global. Ini adalah capaian awal yang membanggakan,” pungkas Budi Santoso.

pasang iklan di sini