Di tengah tekanan ekonomi, Pengurus Kowika Jaya terus meningkatkan kualitas layanan. Hasilnya, kepercayaan anggota tetap terjaga meski kinerja finansialnya turun pada 2017.
Mempertahankan usaha di jalur pembiayaan mikro selama 20 tahun bukanlah hal yang mudah dilakukan. Apalagi anggotanya sebagian besar bekerja di sektor informal seperti pedagang kaki lima yang tidak memiliki penghasilan tetap. Namun tidak demikian dengan KSP Wira Karya Jaya (Kowika Jaya) yang tetap setia di segmen pembiayaan mikro.
Ketua KSP Kowika Jaya, Sadari mengatakan, pembiayaan segmen mikro dalam tiga terakhir cukup menantang. Hal ini tidak lepas dari melemahnya daya beli masyarakat terutama di segmen menengah ke bawah. “Kemampuan masyarakat di tingkat bawah semakin tergerus,” ujarnya.
Ungkapan melemahnya daya beli tersebut bukan isapan jempol belaka. Ini terlihat dari usaha Kowika Jaya yang turun pada 2017. Penyaluran pinjaman sebesar Rp38,7 miliar, turun 14% dari tahun 2016 senilai Rp44,8 miliar. Pembayaran angsuran ikut longsor 12% menjadi Rp37,9 miliar dari 2016 sebesar Rp42,9 miliar. Akibatnya pendapatan bersih koperasi pun ikut turun sebesar 10%.
Meski secara finansial tertekan, namun kepercayaan anggota terhadap Kowika Jaya tetap terjaga. Hal ini terlihat jumlah anggota yang bertambah 22 orang sehingga menjadi 561 orang. Sehingga berdampak positif pada jumlah tabungan yang naik 30% menjadi Rp15,6 miliar di 2017 dibanding 2016 senilai Rp12 miliar.
Menurut Sadari, tetap terjaganya kepercayaan anggota tidak lepas dari upaya yang dilakukan. Pengurus menekankan pada perkuatan jaringan dan pelayanan serta pendidikan anggota sesuai dengan salah satu fungsi koperasi. “Kami konsisten menjalankan fungsi koperasi dan terus meningkatkan kualitas layanan,” pungkasnya.