
PeluangNews, Pontianak-Pada perayaan International Year of Cooperatives (IYC) dan International Credit Union (ICU) Day di hari kedua, Sabtu (18/10/2025) di Pontianak, terselenggara seminar internasional dengan narasumber kompeten di bidangnya, yakni Shivali Sarna dari International Cooperative Alliance Asia and Pacific (ICA-AP) dan Dindo A. Meroy dari Association of Asia Confederation Credit Union (ACCU). Keduanya menyoroti kontribusi koperasi dalam membangun dunia yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Dalam paparan seminar yang dimoderatori oleh Stepanus Masiun ini, Shivali Sarna menekankan bahwa koperasi memiliki identitas dan peran yang unik dalam menciptakan perubahan nyata di tengah masyarakat.
“Lewat identitas koperasi, maka koperasi menjadi instrumen organisasi yang sangat penting untuk melakukan perubahan atau untuk melakukan pemberdayaan,” ujar Shivali. “Koperasi adalah bagian penting dari sistem ekonomi. Karena itu, sistem ekonomi yang sedemikian besar dan koperasi berkontribusi dalam hal tersebut.”
Ia menjelaskan bahwa kontribusi koperasi yang telah dirasakan oleh jutaan orang di berbagai belahan dunia selama berpuluh-puluh tahun menjadi alasan kuat bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan tahun ini sebagai International Year of Cooperatives (IYC).
“Begitu pentingnya koperasi dalam membangun dunia yang lebih baik, PBB terus memonitor dampak koperasi pada perubahan masyarakat,” tambahnya. “Salah satu indikatornya adalah bagaimana kontribusi koperasi dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam menghapus kemiskinan, mewujudkan keadilan gender, dan memperluas lapangan kerja.”
Shivali juga menegaskan bahwa koperasi tidak hanya berperan dalam pemberdayaan ekonomi dan sosial, tetapi juga menjadi wadah penting untuk advokasi kebijakan yang berpihak kepada masyarakat.
Sementara itu, dalam seminar sesi kedua dengan moderator Tony, Dindo A. Meroy dari Association of Asia Confederation Credit Union (ACCU) menyoroti pentingnya kolaborasi dan inovasi antar koperasi di kawasan Asia Pasifik.
“Untuk menghadapi tantangan ekonomi global, koperasi perlu memperkuat jaringan dan memperbarui model bisnisnya agar tetap relevan,” ujar Dindo. “Kita perlu memastikan koperasi tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh sebagai lembaga yang memberikan dampak nyata bagi anggota dan komunitasnya.”
Ia menambahkan bahwa digitalisasi, penguatan tata kelola, dan pendidikan keuangan menjadi kunci agar koperasi mampu menjawab kebutuhan generasi muda serta memperluas akses keuangan yang inklusif.
Melalui seminar ini, para peserta diingatkan kembali bahwa koperasi bukan sekadar entitas ekonomi, tetapi juga gerakan sosial yang mengedepankan nilai kebersamaan, keadilan, dan solidaritas. Selain kegiatan seminar internasional yang dilaksanakan di hari kedua ini, juga diadakan kegiatan misa syukur serta pentas seni dan budaya.
Tahun 2025 yang ditetapkan sebagai International Cooperative Year menjadi momentum penting untuk memperkuat posisi koperasi sebagai aktor utama dalam membangun masyarakat yang tangguh, mandiri, dan berkelanjutan.