octa vaganza

Sate Teruna Bumbu Rujak, Dua Tusuk, Perut Kenyang

DENPASAR—-Kuliner sate mempunyai banyak variasi, ada yang dihidangkan dengan kacang, seperti Sate Ayam Madura, ada yang dengan kuah bumsu seperti Sate Padang, ada yang dengan saos seperti Tulang Banjar, tanpa bumbu kacang seperti Sate Taichan dan ada juga yang dihidangkan dengan bumbu rujak seperti Sate Teruna.

Vanessa Indah Permatasari, owner Sate Teruna mengungkapkan awalnya kuliner ini asli Batu, Jawa Timur dengan nama Warung Nasi Teruna. Pendirinya Ibu Waqiqah (alm) pada 1947, Resepnya warisan ibunya dan saudara-saudaranya yang mendirian Warung Sedar, Warung Prasojo dan Warung Widodo.    

“Aslinya daging sapi dengan kacang di dalam bumbunya dan dibakar dengan campuran bumbu rujak,” tutur Vanessa ketika dihubungi Peluang, melalui WhatsApp, Jumat (4/9/20).

Sayangnya Warung Nasi Teruna di kota Batu tutup pada awal 2011. Kemudian akhir 2019 Vanessa dan ibunya Indasah Nucro membuka kembali Warung Sate Teruna di Denpasar dengan konsep berbeda, yaitu dijual berdasarkan pesanan dan platform daring seperti Facebook, Instagram hingga Gofood. Para pendiri  ada hubungan buyut dengan Vanessa.

Menu  yang ditawarkan  lebih sederhana dikarenakan baru saja memulai usaha. Selain daging sapi kuliner ini  juga menggunakan daging Ayam, Tempe dan Ati Ampela Ayam.

“Modal awal kami untuk memulai usaha di Bali sekitar satu juta rupiah,” ungkap Vanessa.

Satu tusuk sate dihargai Rp5.000 untuk Sate Tempe, Rp10.000 untuk Sate Ayam dan Ati Ampela Ayam serta Rp20.000 untuk Sate Daging Sapi.  Mahal? Jangan salah satu tusuk sate daging sapi atau ayam setara dengan 110-120 gram beratnya. 

“Sate daging ini sebenarnya bisa dihidangkan dengan masakan apa saja. Nasi Putih dan sambal atau Nasi Rawon, Nasi Campur dan sebagainya  karena konsepnya satenya adalah Lauk,” jelas dia.

Sebelum pandemi, dalam sehari Warung ini  bisa menjual minimum 40 tusuk sate dan 25 paket nasi (nasi putih, dengan sayur, sate, sambal dan timun). Namun setelah pandemi sempat tutup dari Maret hingga Juli 2020 dan buka kembali pada Agustus lalu.

“Ke depannya kami ingin membuka kembali Warung Sate Teruna dengan konsep lama dan ada fisik warungnya. Saat ini kami ada 2 gofood outlet di Ara Hut, Nusa Dua dan Warung Sate Teruna, Denpasar,” papar Vanessa, seraya mengatakan kuliner ini dijalanka 4 orang saja termasuk dia dan Ibunya.

Sementara Kemala, warga Batu salah seorang penggemar sate ini mengungkapkan rasanya masih seperti dulu. Satenya  besar menggunakan daging has dalam tanpa lemak.

“Enak dengan bumbu meresap. Dua tusuk saja dimakan pakai nasi dan sambel sudah kenyang, sambelnya pun yahut,” ucap dia memberikan testimoni (Irvan Sjafari).

Exit mobile version