JAKARTA—Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan, adanya aliran modal asing mulai kembali ke Indonesia sejak tiga hari terakhir terutama melalui Surat Berharga Negara.
Hal itu mendorong penguatan nilai tukar Rupiah hingga di level Rp 15.400 per Dolar AS. Nilai tukar Rupiah bergerak stabil dan cenderung menguat.
“Ini menunjukan kepercayaan yang terus membaik di pasar dan stabil. Nilai tukar masih under value,” ujar Perry dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (17/4/20).
Lanjut dia, BI selalu berada di pasar untuk memastikan nilai tukar rupiah stabil. Meskipun nilai tukar rupiah bergerak sesuai dengan mekanisme pasar.
Perry menyatakan terdapat empat faktor yang mendoorng penguatan rupiah. Pertama, kepercayaan pelaku pasar semakin meningkat karena BI selalu hadir di pasar dan menempuh langkah langkah stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Data BI menunjukan jika cadangan devisa mulai bertambah karena kebutuhan untuk stabilisasi berkurang. Saat ini cadangan devisa mengalami peningkatan sehingga berada di 120 miliar dolar AS.
Kedua yaitu pelaku pasar juga ikut mendukung stabilisasi rupiah.
Ketiga, stabilisasi nilai tukar khususnya sepekan terakhir menyebabkan terjadinya inflow dalam tiga hari terahir. Nilai inflow tersebut mencapai Rp2,9 triliun
Berdasarkan pola sejak 2011 sampai 2019, fenomena capital outflow biasanya diikuti oleh capital inflow yang jauh lebih besar dan jangka waktu yang lebih lama.
Berdasarkan periode tersebut, outflow dari SBN rata rata sebesar Rp29,2 triliun selama empat bulan. Namun setelah itu, terdapat aliran modal sing yang masuk hingga mencapai Rp229,1 triliun hingga 21 bulan ke depan.
BI optimis bahwa pola serupa akan terjadi lagi setelah Covid-19 berakhir. Aliran modal asing akan membanjiri Indonesia dalam beberapa bulan ke depan. Fenomena tersebut yang membuat kepercayan investor menjadi semakin besar.
Keempat yaitu adanya langkah langkah yang ditempuh oleh berbagai negara di dunia dalam menghadapi Covid-19.