
PeluangNews, Sorong – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menunjukkan komitmen pemerintah dalam memperkuat perdagangan dalam negeri sekaligus melestarikan budaya lokal dengan mengunjungi Rumah Etnik Papua di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Jumat (19/12).
Dalam kunjungan tersebut, Wamendag Roro menegaskan bahwa UMKM berbasis budaya memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan dan dipromosikan agar semakin dikenal luas serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat setempat.
“Kami berkomitmen mendorong pemberdayaan UMKM, termasuk UMKM berbasis budaya. UMKM berbasis budaya perlu terus dipromosikan agar makin dikenal luas dan memberi manfaat bagi masyarakat setempat,” ujar Wamendag Roro.
Didampingi Wakil Bupati Sorong Ahmad Sutedjo, Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur Kemendag Deden Muhammad Fajar Shiddiq, serta Direktur Sarana Perdagangan dan Logistik Kemendag Sri Sugy Atmanto, Wamendag Roro meninjau langsung berbagai aktivitas pelestarian budaya yang dikembangkan bersama masyarakat lokal.
Beragam rumah tradisional Papua, pertunjukan seni dan tarian daerah, hingga proses pembuatan papeda diperlihatkan sebagai bagian dari upaya menjaga dan mewariskan kekayaan budaya Papua kepada generasi mendatang.
Wamendag Roro juga mengapresiasi peran Rumah Etnik Papua sebagai ruang edukasi budaya sekaligus etalase produk UMKM berbasis budaya. Keberadaan museum budaya mini, kuliner khas Papua, toko suvenir, hingga penginapan bernuansa tradisional dinilai mampu memperkuat promosi produk lokal secara berkelanjutan.
Rumah Etnik Papua sendiri merupakan destinasi wisata budaya yang menjadi pusat pelestarian, pembelajaran, dan pengenalan budaya asli Papua. Sejak berdiri pada 21 Juni 2021 hingga Desember 2024, destinasi ini telah dikunjungi sekitar 40,86 ribu wisatawan domestik dan 2,13 ribu wisatawan mancanegara.
Sementara itu, Pengawas Rumah Etnik Papua, Elvy Lucia, menegaskan komitmen UMKM yang dikelolanya untuk menjaga keberlanjutan usaha yang tidak hanya berorientasi pada aspek ekonomi, tetapi juga pelestarian budaya dan identitas Papua.
Meski demikian, Elvy mengakui masih terdapat tantangan, terutama terkait pembiayaan operasional dan pengadaan lahan. Ia pun berharap dukungan pemerintah terus berlanjut bagi UMKM berbasis budaya.
Sebelum mengunjungi Rumah Etnik Papua, Wamendag Roro juga meninjau langsung harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok (bapok) menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Pasar Warmon, Kabupaten Sorong.
Hasil peninjauan menunjukkan sejumlah komoditas mengalami fluktuasi harga, namun secara umum masih relatif stabil dan kondusif. Wamendag Roro memastikan ketersediaan stok aman serta harga minyak goreng MINYAKITA dan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) tetap sesuai harga eceran tertinggi (HET).
“Peninjauan pasar secara langsung ini penting untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan harga bapok bagi masyarakat,” ujarnya.
Salah satu pedagang Pasar Warmon, Siti Aminah, mengungkapkan pasokan bapok saat ini cukup dan harga relatif stabil. Ia menjual minyak goreng MINYAKITA seharga Rp31.000 per dua liter dan beras SPHP Rp65.000 per lima kilogram.
Berdasarkan pantauan di lapangan, harga beras premium tercatat Rp16.000 per kilogram, gula pasir Rp18.000 per kilogram, hingga cabai rawit merah Rp125.000 per kilogram. Secara keseluruhan, kondisi pasar dinilai aman dan terkendali menjelang Nataru.







