
Peluang news, Jakarta – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) telah meresmikan Pasar Kareka Nduku Selatan di Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Sabtu (16/12/2023).
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki mengatakan, peresmian ini menjadi bagian dari program bantuan revitalisasi pasar rakyat yang akan dikelola oleh koperasi pasar ke depannya.
Menurutnya, program revitalisasi pasar rakyat ini sangat penting, karena pasar merupakan tempat usaha yang dapat mempertemukan para petani, pedagang, dan pembeli, sekaligus melayani kebutuhan masyarakat sekitar di dalamnya.
“Hal yang paling penting adalah yang berjualan di sini harus mendapatkan aksesibilitas yang sama. Di sini bagus desainnya karena memberikan ruang yang sama bagi para pedagang. Pasar ini juga harus dijaga kebersihannya supaya tetap sehat,” ujar Teten dalam peresmian Pasar Kareka Nduku Selatan di Kabupaten Sumba Barat, NTT.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, bantuan untuk revitalisasi pasar ini mencapai Rp1,5 miliar. Pasar ini mulai dibangun sejak Juli 2023 lalu dan baru saja selesai pada November 2023. Pasar ini mampu menampung sekitar 57 pedagang dan menjadi pasar pertama di Sumba Barat yang dikelola koperasi.

Teten menilai, Pasar Kareka Nduku Selatan ini akan berpotensi menjadi pasar yang menyenangkan untuk dikunjungi masyarakat ke depannya. Oleh karena itu, ia mengimbau agar ekosistem pasar dapat lebih dikembangkan melalui koperasi pasar yang ada.
“Jadi, di sini harus ada cold storage. Kalau jualannya tidak habis, bisa disimpan dan dapat dijual lagi. Itu koperasi pasar yang harus punya fasilitasnya. Pedagang juga bisa disuplai oleh koperasi. Ekosistem ini yang harus kita buat,” jelasnya.
Selain itu, ia juga menilai bahwa koperasi pasar dapat menjadi agen penjualan produk-produk hasil desa yang ada di Indonesia. Dia meyakini, pengembangan produk buah-buahan akan berkembang pesat jika dikelola dengan baik di daerah ini.
“Di sini buah-buahannya sangat bagus. Di Palu itu persis seperti ini. Sekarang sudah menjadi sentra durian dan ekspor ke Tiongkok dan Thailand. Diekspor bukan durian utuh tapi pasta frozen untuk disuplai ke industri minuman. Di sini saya pikir juga bisa, karena kalau diolah jadi barang setengah jadi bisa diperdagangkan di seluruh dunia,” ujar Teten.
“Saya ingin sekali nanti kalau datang ke sini lagi, tempat ini sudah menjadi tempat wisata makan durian terenak di Indonesia. Karena di sini subur dan curah hujan rendah, pasti akan menjadi tempat buah-buahan yang paling enak. Terlebih alam di sini juga indah, menyenangkan jadinya kalau datang ke sini,” sambungnya. (OL-1)