Review Perdagangan 2023 dan Outlook 2024, Mendag: Tetap Optimis dan Waspada

Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan
Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan alias Zulhas/Dok. Kemendag

Peluang news, Jakarta – Menyambut 2024, Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan alias Zulhas mengajak seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat Indonesia untuk melihat sektor perdagangan secara optimistis.

Hal ini dikarenakan, menurutnya, Indonesia tetap berhasil mendapatkan sejumlah capaian yang cukup signifikan di sektor perdagangan meskipun berada di tengah ketidakpastian global.

“Beberapa capaian yang dimaksud ini adalah keberhasilan pemerintah dalam menjaga inflasi, kembali tercapainya surplus perdagangan sepanjang tahun, hingga kebijakan-kebijakan yang semakin berpihak pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan industri dalam negeri,” tutur Zulhas di Jakarta, dikutip Jumat (5/1/2024).

Baca: Neraca Perdagangan Mei Surplus 2,09 Miliar Dolar, Tapi Harus Waspada

Selain itu, ia juga meminta agar seluruh stakeholder dan masyarakat dapat lebih waspada dengan berbagai rintangan atau tantangan yang akan terjadi ke depannya.

“Meskipun kita menatap optimistis, namun kita tetap harus waspada terhadap berbagai tantangan di masa depan. Prediksi pertumbuhan ekonomi global oleh berbagai organisasi internasional menunjukkan adanya perlambatan,” kata Zulhas.

Baca: 60% Alokasi KUR untuk Sektor Produksi

“Namun, kinerja perdagangan 2023 telah memberikan optimisme untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sebesar 5,20 persen di 2024.

Kunci peningkatan kinerja perdagangan ini adalah kolaborasi dan sinergi dari para pemangku kepentingan yaitu pemerintah, pelaku usaha, akademisi, komunitas, dan pers,” sambungnya.
Apalagi, nilai inflasi juga terprediksi akan terkendali di kisaran 1,5-3,5 persen sesuai target tahun ini.

Oleh karena itu, pemerintah akan terus berupaya untuk mendorong pertumbuhan ekspor nonmigas sesuai target 2,5-4,5 persen walaupun ada tantangan harga komoditas dunia yang masih cukup landai.

Ketidakpastian perekonomian dan perdagangan selama 2023 ini antara lain diwarnai dengan tensi geopolitik, perubahan iklim, serta krisis pangan dan energi.

“Di tengah kesulitan itu, kami bersyukur bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan inflasi Desember 2023 sebesar 0,41 persen. Artinya, pemerintah berhasil mengendalikan persediaan barang kebutuhan pokok (bapok) menghadapi Natal dan Tahun Baru,” ujarnya.

Ia mengatakan, surplus neraca perdagangan periode Januari hingga November 2023 juga perlu dilihat sebagai sebuah pencapaian di tengah ketidakpastian global.

“Kita masih bisa mencatat surplus perdagangan positif USD 33,63 miliar pada periode Januari-November 2023 sebagaimana disampaikan BPS,” pungkasnya.

Tak hanya itu, ia juga menyampaikan, pihaknya turut berperan dalam perumusan dan implementasi kebijakan yang melindungi UMKM dan hak-hak konsumen di tanah air.

Adapun peran tersebut diwujudkan salah satunya melalui penerbitan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik.

Exit mobile version