hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Fokus  

Realisasi KUR di Jalur Cepat

Di tengah pandemi Covid-19, realisasi penyaluran KUR menanjak.  Pemerintah juga membuat sejumlah terobosan agar target penyaluran sebesar Rp285 triliun dapat tercapai. Namun, realisasi KUR masih terpusat di Pulau Jawa.

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan salah satu jurus Pemerintah untuk bangkit dari resesi ekonomi. Paket relaksasi KUR yang dikeluarkan Kementerian Perekonomian pada Juli lalu dinilai sebagai upaya untuk mencapai target penyaluran sebesar Rp253 triliun sampai akhir tahun ini. 

Pemerintah telah menetapkan kebijakan prioritas KUR pada tahun ini  untuk pemulihan ekonomi nasional (PEN) dan optimalisasi pelaksanaan KUR Super Mikro, pelaksanaan KUR untuk mendukung korporatisasi petani dan nelayan, KUR yang disalurkan kepada kelompok atau klaster dengan skema KUR khusus serta integrasi pembiayaan UMKM lainnya. Dukungan akses pembiayaan UMKM lainnya adalah Ultra Mikro (UMi) dan LPDB (Dana Bergulir) yang jika sudah naik kelas akan diarahkan ke KUR.

Per 25 Juli 2021, realisasi penyaluran KUR sebesar Rp143,14 triliun, atau 56,58% dari target yang disalurkan kepada 3,87 juta debitur.  Sehingga total outstanding KUR sejak Agustus 2015 sebesar Rp283 triliun.

Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, meningkatnya permintaan KUR disebabkan mulai bergeraknya roda ekonomi akibat pelonggaran aktivitas di sejumlah wilayah dan adanya tambahan subsidi bunga KUR. “Pemerintah telah memberikan tambahan subsidi bunga KUR sebesar 3%,” ujar Airlangga.

Dengan adanya tambahan subsidi bunga tersebut sejak 1 Juli 2021, debitur semua jenis KUR hanya perlu membayar bunga sebesar 3% kepada lembaga penyalur KUR seperti perbankan dan koperasi. Sebelumnya, suku bunga KUR ditentukan maksimal sebesar 6%.

Untuk diketahui, terdapat berbagai jenis KUR yaitu KUR Mikro, KUR Kecil, KUR Penempatan TKI dan yang terbaru KUR Super Mikro. KUR Mikro merupakan kredit untuk pelaku usaha kecil skala mikro dengan pemodalan maksimal sebesar Rp25 juta dengan jangka waktu pinjaman (tenor) maksimal 3-5 tahun.

KUR retail adalah pinjaman modal dengan nominal maksimal sebanyak Rp500 juta dan tenor maksimal 4-5 tahun. Umumnya yang mendapatkan KUR Retail adalah usaha menengah. Sementara KUR TKI adalah kredit untuk tenaga kerja Indonesia dengan plafon maksimal sebesar Rp25 juta dan tenor paling lama 3 tahun sejak kredit dicairkan.

KUR Super Mikro adalah jenis kredit anyar yang baru dilaksanakan pada Agustus 2020.  KUR ini merupakan skema pinjaman baru dan ditujukan bagi pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan ibu rumah tangga pemilik usaha produktif berskala mikro.

Sebetulnya suku bunga KUR super mikro mencapai 19%. Namun mendapat subsidi dari pemerintah sebesar 13%. Ketika pandemi Covid-19, pemerintah menambahkan subsidi sebesar 3% sehingga total subsidi yang dibayarkan mencapai 16%.

Sementara untuk suku bunga KUR Mikro, pemerintah selama ini memberikan subsidi bunga 10,5%, namun diberikan tambahan subsidi sebesar 3% sehingga totalnya mencapai 13,5%. Secara keseluruhan, bunga KUR Mikro mencapai 16,5% dengan rincian 13,5% ditanggung pemerintah dan 3% dibayar oleh debitur.

Sedangkan KUR Kecil suku bunganya sebesar 11,5% dimana 8,5% bunganya ditanggung pemerintah.

Yang menarik, saat pandemi Covid-19, penyaluran KUR justru meningkat. Pada 2020, realisasi KUR sebesar Rp198,53 triliun rupiah atau lebih tinggi dibanding 2019 (sebelum pandemi) senilai Rp140,1 triliun.

Peningkatan laju penyaluran KUR juga diikuti dengan terkendalinya angka kredit bermasalah (non performing loan/NPL) sebesar 0,88%. Rendahnya NPL tidak lepas dari kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui restrukturisasi kredit Covid-19 yang berlaku hingga Maret 2022.Kredit yang diberikan relaksasi restrukturisasi Covid-19 tetap masuk kategori lancar. Namun, ketika program tersebut berakhir tahun depan maka NPL kemungkinan meningkat.

Dilihat dari jenisnya, komposisi penyaluran KUR masih didominasi KUR Mikro sebesar 60,92%, KUR Kecil 34,55%, KUR Super Mikro 4,51%, dan KUR penempatan TKI 0,02%. Pola ini relatif sama setiap tahun dimana KUR Mikro selalu mendominasi realisasi penyaluran.

Airlangga menambahkan, penyaluran KUR saat ini  telah mendekati pola normal sebelum pra-Covid dengan rata-rata penyaluran sebesar Rp21,84 triliun per bulan. “Peningkatan KUR merupakan sinyal pemulihan ekonomi,” ujarnya.

Dilihat dari lembaga penyalur KUR, terdiri dari perbankan, perusahaan multifinance, dan koperasi. Sampai April 2021, sebanyak 41 bank menjadi penyalur KUR, perusahaan multifinance 3 perusahaan, dan koperasi sebanyak 3 yaitu Kospin Jasa, KSP Kopdit Obor Mas, dan KSP Guna Prima Dana.

Meski realisasi penyaluran KUR terus menanjak, namun masih terpusat di Pulau Jawa sebesar 70%. Ke depan, perlu upaya pemerataan di luar Jawa sehingga harapan KUR sebagai alat pemerataan ekonomi dapat terwujud. (Kur).

pasang iklan di sini