Sebuah kerusuhan bernuansa rasialisme merebak di Malaysia pada 13 Mei 1969. Hari itu, kelompok yang berasal dari ras Melayu bersitegang dengan kelompok keturunan Cina di Kuala Lumpur. Dilansir dari The Star, keduanya saling serang dengan menggunakan senjata tajam, parang, dan bahkan pistol. Korban berjatuhan dan mengakibatkan banyaknya kerusakan di ibu kota Malaysia itu. Peristiwa ini menjadi sorotan internasional, yang menjadikan kelompok Cina di Singapura melakukan balasan terhadap kelompok Melayu di sana. Setelah itu, pemilu diadakan kembali dan mengurangi jumlah kursi dari Cina. Peristiwa ini juga penting dalam politik Malaysia karena menyebabkan Perdana Menteri pertama Malaysia, Tunku Abdul Rahman mengundurkan diri dari jabatannya untuk digantikan oleh Tun Abdul Razak.
Pemicu rusuh diawali Ketika pada 10 Mei 1969 ribuan orang keturunan Cina berparade di wilayah-wilayah yang didominasi oleh orang Melayu. Mereka merayakan kemenangan partai oposisi keturunan Cina,
Democratic Action Party yang berhasil mengungguli partai koalisi pemerintah, United Malays National Organization (UMNO). Parade ini dianggap oleh orang Melayu sebagai pelecehan, karena orang Cina banyak membawa sapu yang dianggap akan menyapu dominasi orang Melayu di Malaysia. Merasa harga dirinya diinjak-injak, anggota dari Pemuda UMNO pun melakukan aksi tandingan.
Akhirnya pada 13 Mei 1969, rombongan ini mengadakan parade balasan yang berakhir rusuh. Sejumlah orang Cina menjadi korban pembunuhan, juga terjadi pembakaran dan penjarahan setiap toko milik orang Cina. Ketika kerusuhan terus meluas, akhirnya pemerintah mulai mengganti militer dengan resimen yang baru untuk segera berjaga dan segera mengamankan kondisi. Undang-undang Darurat diberlakukan dan Parlemen dibekukan. Dilansir dari Strait Times, tragedi itu berlanjut selama beberapa hari berikutnya. rumah, toko, kendaraan dibakar, orang terbunuh dan terluka. Angka resmi menyebutkan jumlah korban jiwa kurang dari 200 orang, namun kenyataan di lapangan tercatat hingga 700 orang meninggal. Sebanyak 6.000 orang kehilangan tempat tinggal dan setidaknya 211 kendaraan dan 753 bangunan rusak atau hancur terbakar.