hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Puskopdit Bandar Lampung Dijadikan Barometer Pengelolahan Koperasi Terbaik

Peluang, Jakarta – Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit) Bandar Lampung mengaku, Koperasi Kreditnya dipercaya oleh masyarakat dengan pertumbuhan anggota sebanyak 80 ribu anggota Kopdit. Saat ini koperasi kreditnya menjadi barometer terhadap koperasi primer-koperasi primer lainnya.

“Kami alami di Mekar Sai, boleh dikatakan Kopdit kami menjadi barometer, kalo engkornya Mekar Sai, banyak hal yang kami pelajari disini dan kami terapkan. Karena kebetulan dari kepengurusan di Mekar Sai itu ada juga pengawas disini menjadi satu kolaborasi,” ujar Ketua Puskopdit Bandar Lampung, Yohanes De Deo Widyastoko kepada MajalahPeluang.com, Selasa (17/1/2023).

Jadi menurut dia, pihaknya mencoba memberikan dengan ‘best practice’ yang dapat dilakukan di Mekar Sai, dan ini juga harus dilakukan juga ditempat lain, dan dirinya mencoba mengajak mereka untuk melakukan yang terbaik buat kopdit-kopdit dengan beberapa standarisasi.

“Misalnya di administrasi sudah saya tawari bagaimana sistem akuntansinya yang telah kita samakan. Kita miliki konsultan pajak, konsultan hukum, dan juga beberapa mitra kita gabung bersama, supaya bisa jalan bersama dengan gerakan-gerakan koperasi di Lampung. Ini yang kami lakukan, tentunya mana yang baik kami bagikan, tentu menjadi kabar gembira bagi yang lain. Ini pun bisa kami angkat kader yang kecil supaya bisa naik, jadi bisa bersama-sama,” tutur Yohanes.

Saat ini menurut dia, pihaknya memberikan pelatihan dan pendidikan terhadap 25 Kopdit bagaimana cara melakukan tata kelola yang baik untuk diterapkan dengan cadangan pengelolahan keuangan bersama.

“ Dari cadangan bersama ini, untuk cadangan primer kami sisihkan 25 persen yang harus ditaruh di Puskopdit. Jadi kalau koperasi masing-masing ada masalah ini bisa di penyediaan cadangan bersama, ini sudah tahun keenam kami back up bila ada kendala,” jelas Yohanes.

Selanjutnya menurut dia, yang paling penting kuncinya pada kopdit primer-kopdit primer diberikan pembekalan pendidikan untuk membuka maindset anggota dan juga masyarakat terhadap pengelolahan koperasi kredit.

“Jadi mereka harus melihat dua hal yang paling penting,jangan hanya tergiur iklan koperasinya saja. Pertama hukum legalnya benar nggak. Kedua, bagaimana dengan hukum keamanannya baik disini maupun di Bandung dan Jakarta. Dulu pernah berkas mandiri yang menyedot dana masyarakat akhirnya ditinggalkan oleh masyarakat. Jadi kuncinya dikembangkannya pendidikan, kemudian di dirikan, diawasi dan dikembangkan koperasi yang baik,” pungkasnya. (alb)

pasang iklan di sini