Baru kali ini Agrico memasarkan benih kentang sedemikian banyak. Artinya, koperasi ini juga membayarkan SHU yang begitu tinggi kepada anggotanya. Tahun buku 2016/2017 jadi tahun paling sukses dalam sejarah Agrico, koperasi petani kentang dan sayur mayur.
OMZET pada tahun buku 2016/2017 menembus angka €289 juta. Tiga puluh persen dari omzet tersebut disumbangkan oleh anak perusahaan yang tersebar baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Peningkatan ini boleh dibilang praktis disumbangkan kelompok produk benih. Agrico memanfaatkan dengan jeli besarnya permintaan akan varietas benih kentang di seluruh wilayah penjualan mereka.
Agrico merealisasikan kapasitas pembayaran hampir utuh kepada anggota. Alih-alih menggunakan hasil tahun buku ini untuk memperkuat ekuitas, Agrico menahan sejumlah pembayaran. Kebijakan ini untuk pertama kali dilakukan. Dana tersebut digunakan sebagai deposit pada pinjaman subordinasi, sesuai dengan skema pembiayaan yang dirumuskan sebelumnya. Langkah ini memungkinkan penguatan modal penjaminan lebih dari dua juta euro. Pinjaman bank juga dinaikkan untuk menutupi sejumlah investasi, termasuk investasi di lokasi-lokasi pengembangbiakan.
Koperasi Agrico beranggotakan lebih dari 1.300 petani kentang. Mereka secara tradisional merupakan penghasil kentang kelas satu. Para petani itu sepenuhnya fokus pada kegiatan memproduksi. Lebih dari satu juta ton benih kentang dan kentang sayur mayur dihasilkan per tahunnya. Adapun soal pemasaran sepenuhnya ditangani Agrico.
Satu hal yang menarik, koperasi ini tak melulu bicara tentang produksi dan pemasaran. Selain agenda formal berbasis bisnis, rapat anggota pusat juga memiliki program informal. Di antara yang terpenting, membahas karakteristik generasi petani. Menarik misalnya materi yang disajikan pakar organisasi, Prof. Mathieu Weggeman. Bahwa ada ciri-ciri dan perbedaan yang menandai antara generasi tua dan generasi muda di masyarakat petani.
Anggota Agrico tampaknya berbeda dari karakteristik umum yang mencerminkan satu generasi. Dibandingkan dengan rekan-rekannya di lembaga/organisasi lain, ‘generasi protes’ yang lebih tua khususnya di Agrico memiliki pandangan yang lebih modern.
Perbedaan generasi tampak nyata pada banyak lahan pertanian yang subur. Isu ini jadi diskusi menarik ketika, nisalnya, manajemen dialihkan ke generasi berikutnya. Dialog antar anggota sarat dengan varian pengalaman pribadi mereka di bidang ini.
Di bawah bendera Agrico, para petani kentang menghasilkan, mengembangkan, membeli, memproses dan memasarkan sekitar 500.000 ton/tahun. Mereka menghasilkan produk berkualitas kelas satu. Produk yang dikirim dialokasikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi spesifik para klien/negara di seluruh dunia.
Operasional perdagangan dan administrati dijalankan dari kantor pusat di Emmeloord. Anak perusahaannya tersebar di Prancis, Inggris, Polandia, Swedia, Finlandia, Kanada, Rumania, Turki, Kenya dan Slovenia, dengan perwakilannya di hampir semua negara pengimpor kentang. Koperasi ini memiliki perusahaan pengemasan kentang di Purmerend, yaitu Leo de Kock & Zonen B.V; perusahaan pengembangbiakan dan penelitian, Agrico Research B.V. di Bant dan berbagai tempat (plot) uji coba baik di Belanda ataupun di luar negeri.
Selama bertahun-tahun, di tengah proses globalisasi yang terus berlanjut. Agrico juga mulai memperoleh pijakan bisnisnya di pasar di utara Eropa. Untuk memperkuat kehadirannya di Swedia dan Finlandia, Agrico dan mitranya dari Swedia, Lantmännen Lantbruk, memulai Agrico Nordic tahun 2009. Perusahaan tersebut mengujicobakan, memperkenalkan, mengembangkan dan memasarkan varietas-varietas Agrico dengan mengimpor benih kentang Belanda.
Meningkatnya permintaan akan kentang organik direspons Agrico dengan jitu. Mereka gunakan label Bioselect. Dewasa ini, Agrico jadi pemasok utama benih kentang dan kentang sayur organik di dunia. Anak perusahaan Leo de Kock & Zonen B.V. mendirikan bangunan baru di Purmerend, 2009. Di sni dbuka lini usaha pembungkusan dan pengemasan produk kentang organik. Badan usaha ini juga berinvestasi di ‘zona pemeliharaan’ (care zone) untuk memproses produk yang sering dibeli (convenience). (Irsyad Muchtar-ed)