Tersebut sebuah legenda seorang putri raja bernama Siti Fatimah yang disunting seorang saudagar Tionghoa bernama Tan Bun An pada masa Kerajaan Palembang. Siti diajak ke daratan Tiongkok untuk melihat orangtua Tan Bun An. Setelah di sana beberapa waktu, Tan Bun An dan isteri pamit pulang ke Palembang dan dihadiahi tujuh buah guci.
Sesampainya di perairan Musi dekat Pulau Kemaro , Tan Bun An ingin melihat hadiah apa yang diberikan. Begitu dibuka Tan Bun An kaget sekali isinya hanya sawi-sawi asin. Tanpa banyak piker panjang, gici itu dibuang ke sungai. Tapi guci terakhir yang jatuh dan pecah di dek perahu , ternyata ada hadiah di dalamnya.
Tan Bun An langsung melompat ke dalam sungai mencari guci –guci itu. Seorang pengawal membantu ikut mencari. Melihat keduanya tidak mucul Siti Fatimah ikut terjun ke sungai. Ketiganya tidak pernah muncul lagi. Penduduk sekitaranya sering mendatangi Pulau kemaro untuk mengenang ketiganya.
Prasasti Legenda Tan Bun An dan Putri Palembang-Foto: Iran Sjafari.Cerita di atas tertera pada prasasti di areal vihara Tionghoa, keleteng Hok Tjing Rio, yang terletak di Pulau Kemaro, sebuah delta yang terletak sekitar enam kilometer dari Palembang. Kawasan seluas 1300 meter persegi itu hingga kini menjadi tempat wisata andalan Kota Palembang.
Kelenteng itu mempunyai pagoda berlantai sembilan itu dibangun pada 1962. Makam Tan Bun An dan Siti Fatimah terdapat di depan kelenteng ini. Menurut Burhan, seorang kuncen kelentang ini, sebelum kelenteng dibangun hanyalah sebuah pondok. “Kelenteng itu ramai setiap perayaan imlek atau Tjap Go Meh,” katanya.
Untuk mencapai Pulau Kemaro, Anda bias menyewa kapal motor cepat dari dermaga dekat benteng Kutobesak. Kapal motor cepat itu disewa dengan tarif Rp200.000 pulang pergi dengan masa tunggu satu jam. Kapal itu bisa memuat sepuluh wisatawan.
Pulau Kemaro diperkirakan menjadi salah tempat wisata favorit selama penyelenggaraan Asian Games 2018. Para tamu Asian Games yang berasal dari China, Hong Kong diperkirakan akan tertarik berkunjung ke pulau itu (van).
Makam Tan Bun An dan Puteri Palembang, Kuncen menjelaskan pada wisatawan-Foto: Irvan Sjafari.
