hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Puasa Ramadan Momentum merevisi Taqwa

Ibadah puasa di bulan Ramadan kembali menjelang, pada kalender hiriyah tahun ini bertepatan dengan 23 Maret hingga 21 April. Bagi kaum muslimin yang menjalankan puasa di bulan penuh keberkahan ini selalu diyakini sebagai momentum untuk melakukan introspeksi, sekaligus merevisi taqwa sebagaimana mereka meyakini firmanNya.

Yaaa ayuhalladzina amanuu kutiba alaikum mush shiyamu kamaa kutiba alalladziina mingqoblikum la’allaikum tattaquun

(Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa — Al Baqaroh 183)

Sebagai bulan penuh keberkahan, sering dikatakan bahwa bagi mereka yang hanya tidur sekalipun di bulan Ramadan, Allah tetapkan juga pahalanya karena dalam tidurnya itu ia tengah berpuasa. Amsal tersebut tentunya bukan untuk menolerir kita untuk melulu tidur di bulan Ramadan, melainkan untuk membandingkan bahwa jika tidur saja berpahala, maka betapa lebih besar lagi pahala bagi mereka yang berpuasa tetapi tetap bekerja di siang hari seperti sedia kala. Ini seperti dijanjikan Allah Swt bahwa dalam Ramadan yang berkah, akan dilipatgandakan pahala kepada siapa saja yang mengerjakan amal saleh, tidak hanya pada ibadah puasa dan salat malamnya saja, namun juga segala kebaikan yang dilakukan.

Menyegerakan dalam berbuka puasa merupakan fadilah, dan melaksanakan sahur juga merupakan fadilah. Lebih dari itu, puasa Ramadan yang dilakukan oleh setiap orang beriman, senantiasa tidak terasa berat, walaupun dikerjakan selama satu bulan lamanya. Hal itu tentu atas dasar spirit untuk menggapai rida Allah karena nilai derajat tertinggi di sisi-Nya adalah ketakwaan. Sebagaimana disebutkan firmanNya dalam Al Quran Surat Ali Imran 102 : Yaaa ayyuhallaziina aamanuttaqullaha haqqo tuqotihii wa laa tamuutunna Illaa wa angtum muslimuun. ( Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim).

Keistimewaan Ramadan juga karena di bulan inilah Al-Quran suci diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw saat ia menyendiri di Gua Hira, sehingga Ramadan juga sering disebut syahrul qur’an. Dan Nabi Muhammad menambahkan keistimewaan bulan ini dengan sebutan syahrul maghfirah. Sebagaiman dalam sabdanya: “Barang siapa menjalankan ibadah puasa dengan penuh keimanan, maka Allah akan mengampuni dosanya yang akan datang” (HR. Bukhari Muslim).

Di Ramadan suci dan penuh kemuliaan, umat Islam senantiasa berlomba-lomba untuk melaksanakan ibadah, sehingga kerap kali disebut sebagai bulan ibadah (syahrul ibadah). Yaitu bulan yang membuka peluang bagi kaum muslimin untuk beribadah sebanyak-banyaknya, karena Allah akan senantiasa melipatgandakan segala pahala dari ibadah hamba-Nya, bahkan orang yang membaca Alquran akan mendapatkan nilai pahala, bukan hanya pada setiap kalimat atau ayatnya, bahkan setiap huruf mendapatkan nilai pahala di dalamnya, masya Allah.

Semoga kita senantiasa diberikan kesehatan, kekuatan dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadan dengan ikhlas, khusyuk dan penuh kepasrahan, sehingga dengan inilah nilai ketakwaan akan senantiasa kita dapati. Wallahu ‘alam bishawab. []

pasang iklan di sini