hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Berita  

Presiden Prabowo Minta Mentan Percepat Program Cetak Sawah

Kementan Kembangkan Pertanian Modern di Kalteng Berbasis Koperasi dan UPJA
Ilustrasi seorang petani di area persawahan di Kabupaten Bone Bolango | Dok. Antara-Adiwinata Solihin

Peluang News, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menginginkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan percepatan program cetak sawah.

Menurut Amran, percepatan cetak sawah sudah dimulai di beberapa daerah, mulai dari Merauke hingga Kalimantan Tengah.

“Insya Allah dalam waktu dekat, Kalimantan Selatan, kemudian Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, dan seterusnya. Kita melakukan percepatan untuk cetak sawah,” ujar Amran dalam jumpa pers di Istana, Jakarta, Senin (28/10/2024).

Prabowo, lanjut dia, juga meminta agar petani diberikan perhatian seperti sarana produksi berupa pupuk.

Amran mengaku diperintah Presiden untuk mengecek apakah bantuan tambahan pupuk sudah sampai ke petani atau belum.

Pada kesempatan ini, Wamentan Sudaryono mengatakan, pihaknya sudah menargetkan cetak sawah seluas tiga juta hektare dalam 3-4 tahun.

Cetak sawah, kata dia, diperlukan mengingat jumlah penduduk di Indonesia terus bertambah.

“Ini menjadi sebuah kebutuhan karena penduduk kita nambah, tapi sawah kita enggak pernah nambah. Mau tidak mau, suka tidak suka, harus cetak. Bukan hanya untuk kebutuhan tahun ini, besok, bulan depan, minggu depan, bukan. Tapi ini untuk beberapa dekade ke depan,” tutur Sudaryono.

Kementan memperkirakan dengan tiga juta hektare itu maka bisa menjamin generasi kita 80 tahun ke depan.

Dengan tadi eksponensial penambahan penduduk, kemudian kebutuhan konsumsi pangan, dengan tiga juta hektare itu bisa paling tidak Indonesia aman selama 70-80 tahun ke depan.

“Itu saya kira satu hal yang memang, itulah mengapa, kalau tidak sekarang, kapan lagi,” ujarnya.

Terkait status dari lahan yang akan dipakai untuk cetak sawah, tambah Sudaryono, pemiliknya bisa bermacam-macam, mulai dari perusahaan, negara, ataupun perorangan.

Kementan tidak akan datang ke suatu tempat, lalu tiba-tiba menebang pohon secara asal untuk mencetak sawah.

“Jadi ini sifatnya adalah, ada lahan rawa. Misalnya, sudah sekian lama enggak pernah termanfaatkan, kita manfaatkan. Kita drainase-nya kita perbaiki, airnya kita alirkan, sehingga lahan-lahan itu bisa tertanami,” kata Sudaryono, mengakhiri. []