KEDIRI—Desa Mojosari, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri menjadi sentra budi daya ikan untuk pangan dan hias. Peternak tergabung dalam Kelompok Pembudidaya Ikan atau Pokdakan Cupangsari yang beranggotakan sekitar 20 orang.
Mereka memanfaatkan pekarangan kosong di sekitar rumah untuk usaha perikanan. Selain kolam permanen, warga juga menggunakan kolam semi permanen dari terpal.
Produksi mereka mampu menembus pasar ibu kota Jakarta. Ketua Pokdakan Cupangsari Mahmud mengaku, usaha perikanan mengalami pasang surut. Kelompok ini membudidayakan ikan dari dua jenis yakni ikan hias dan ikan konsumsi untuk mensiasati pasar.
“Kalau dulu, produksi awal ikan cupang. Kemudian beralih menjadi ikan konsumsi. Sekarang ikan cupang lagi,” kata Mahmud dala keterangan tertulis di Kominfo,Kabupaten Kediri Sabtu (28/11/20).
Pria yang telah menggeluti usaha perikanan selama puluhan tahun itu mengaku, awalnya kelompok ini hanya beranggotakan 10 orang. Lambat laun usaha tersebut berkembang. Bersamaan dengan itu, jumlah anggota kelompok bertambah menjadi 20 orang.
Menurut Mahmud Pokdakan Cupangsari ini menerima bantuan hibah pakan dan benih. Menurut catatan Mahmud, setidaknya sudah dua kali menerima bantuan.
“Empat bulan lalu kita dapat hibah dari pemerintah bibit lele 30 ribu dan pakan 87 sak. Dan 3 tahun lalu kita dapat bibit cupang 300 ribu,” imbuh Mahmud.
Mahmud mengaku, dari 5 buah kolam ikan yang dikelola, dapat menghasilkan 1 ton ikan patih selama kurun waktu budi daya 3-6 bulan. Dua kolam di antaranya sudah panen, sedangkan tiga kolam lainnya masih dalam proses budi daya.
Mahmud menjadi salah satu penggagas lahirnya Pokdakan Cupangsari”Kelompok ini awalya 10 orang, lalu berkembang 20 orang. Kemudian saat ini disarankan oleh dinas 10 orang saja. Maka kita bentuk dua kelompok. Kini dalam proses pembentukan kelompok baru,” imbuh Mahmud.
Sayangnya produktivitas yang dihasilkan, kata Mahmud, tak sebanding dengan harga pasar. Terlebih pada masa pandemi Covid-19 ini, ikan dihargai sangat murah. Padahal, disisi lain harga pakan terus mengalami kenaikan.
“Ikan patin hanya dihargai Rp13 ribu. Bahkan, milik saya sempat ditawar hanya Rp10 ribu saja. Kalau jenis ikan lele, masih bertahan walaupun tidak banyak. Sekarang ini yang jatuh hanya gurami. Tetapi kini mulai merangkak naik,” tutup dia.