hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Profil  

Penggerak Peradaban Baru Koperasi Indonesia

Postur tubuhnya yang tinggi besar membuat Kamaruddin Batubara, biasa disapa Kambara mudah dikenali. Terlebih di gerakan koperasi Indonesia, pria kelahiran Bangkelang, Mandailing Natal, 2 Mei 1975 itu sangat terkenal. Apalagi kini peraih penghargaan Satya Lencana Wira Karya itu kerap dimintai sumbang saran dalam mengembangkan koperasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM.

Dalam banyak kesempatan, alumni Fakultas Kedokteran Hewan IPB itu menyuarakan dengan lantang peradaban baru koperasi Indonesia. Ada lima hal penting dalam rumusannya yaitu koperasi itu besar; dikelola profesional; mandiri, berkarakter, dan bermartabat; pemberdayaan; dan peduli sesama. “Peradaban baru koperasi Indonesia adalah sebuah keniscayaan,” tegas Kambara.

Pemikiran dari peraih rekor MURI sebagai Penggagas Program Hibah Rumah Siap Huni Melalui Koperasi itu tidak lahir dari ruang hampa sejarah apalagi utopis. Keberhasilannya melesatkan Kopsyah BMI sebagai salah satu koperasi terbesar merupakan bukti empiris bahwa koperasi dapat menjadi solusi untuk negeri.

Seperti diketahui, Kopsyah BMI awalnya adalah Lembaga Pembiayaan Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (LPP-UMKM) yang merupakan artikulasi simpulan studi identifikasi skim-skim pembiayaan bagi pelaku UMKM yang dilakukan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tangerang dan Lembaga Sumberdaya Informasi Institut Pertanian Bogor (LSI-IPB) pada 2002.

Seiring berjalannya waktu, Kopsyah BMI tumbuh besar dan menjadi salah satu rujukan pengembangan koperasi di Indonesia. Program sosialnya yang ikonik adalah rumah gratis untuk anggota dan masyarakat yang membutuhkan. Jumlahnya kini mencapai lebih dari 400 unit.

Positioning Kambara unik karena selain piawai memimpin, penggemar durian ini juga seorang pemikir. Layaknya Socrates di dunia filsafat, pemikiran Kambara dari hasil pergumulannya dengan dunia koperasi dituangkan dalam buku. Setidaknya ada lima buku yang telah diterbitkan yaitu Skim Pembiayaan Mikro Tata Sanitasi & Mikro Tata Air, Model BMI Syariah, Seri-1 Peradaban Baru Koperasi Indonesia Kopi Rindoe Benteng, Skim Pembiayaan Mikro Tata Sanitasi & Mikro Tata Air Seri-2 Peradaban Baru Koperasi Indonesia, dan Koperasi Sosiopreneur Seri-3 Peradaban Baru Koperasi Indonesia.

Melalui buku, pengagum Bung Hatta itu menyemai gagasannya tentang peradaban baru koperasi Indonesia. Di Hari Koperasi ke-76, penggemar travelling itu berharap koperasi tidak lagi menjadi lembaga kelas dua, tetapi berperan sebagai motor utama penggerak ekonomi yang berkeadilan. (Kur) 

pasang iklan di sini