hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Pengaruh Donald Trump Jika Terpilih bagi Dolar dan Pasar Saham

Pengaruh Donald Trump jika Terpilih bagi Dolar dan Pasar Saham
Pengaruh Donald Trump jika terpilih bagi dolar AS/dok.ilustrasi

Peluang News, Jakarta – Mantan Presiden Donald Trump berpeluang kembali terpilih menjadi presiden Amerika Serikat mengalahkan petahana Joe Biden. Bila dia terpilih kembali pada pemilu yang akan dihelat pada November mendatang, sejumlah analisis memperkirakan perubahan yang cukup berarti.

Dolar AS dalam bayangan penguatan setelah debat antara calon Presiden Donald Trump dari partai Republik dan petahana Presiden Joe Biden dari partai Demokrat, meskipun kenaikannya telah mereda pada hari-hari setelah kebangkitan sayap kiri dalam pemilihan umum di Prancis, dolar masih dalam performa yang luar biasa. Dolar telah menguat sekitar 13% sejak tahun 2021, sebelum Federal Reserve mulai menaikkan suku bunga.

Ini adalah kabar baik bagi turis Amerika yang merencanakan perjalanan ke luar negeri tahun ini (dan memang benar, dalam jumlah yang sangat banyak), tetapi tidak begitu baik bagi perusahaan-perusahaan besar dan multi-nasional AS.

Apa yang terjadi: Lonjakan terbaru dalam dolar bermuatan politis, namun, pada intinya, semuanya bermuara pada The Fed.

Setelah menunjukkan persaingan sengit hampir sepanjang tahun, jajak pendapat presiden baru-baru ini telah bergeser mendukung mantan Presiden Donald Trump dibandingkan Presiden Joe Biden. Jika keunggulan Trump saat ini berubah menjadi kemenangan di bulan November, hal itu kemungkinan besar akan berarti dukungan atau perluasan pemotongan pajak dan peningkatan tarif.

Selama debat presiden bulan lalu, Trump menegaskan kembali keinginannya untuk memberlakukan tarif 10% untuk semua impor, yang kemungkinan akan meningkatkan inflasi dan menimbulkan keraguan akan penurunan suku bunga.

Berikut ini dampak dari terpilihnya Donal Trump sebagai Presiden AS terhadap ekonomi dalam kajian analis PT. Octa Investama Berjangka (OIB):
1.Kenaikan Harga Barang dan Jasa: Tariff pajak impor dapat meningkatkan biaya impor, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi harga barang dan jasa di dalam negeri. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan harga untuk konsumen, terutama bagi keluarga menengah yang menggunakan lebih banyak barang dan layanan jasa.

2.Kenaikan Biaya untuk Rumah Tangga: Dengan tarif pajak 10% pada semua barang impor, sebuah rumah tangga rata-rata di AS dapat menghadapi biaya tambahan sekitar $1,700 per tahun. Biaya ini dapat meningkatkan secara signifikan biaya hidup untuk keluarga menengah.

3.Pengaruh Pada Ekonomi: Naiknya Tariff import dan pengurangan pajak dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi AS karena meningkatnya biaya import dan naiknya PPI (harga pokok produsen) dan CPI atau (harga pokok konsumen), dapat menyebabkan penurunan permintaan dan mengurangi pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lain rencana pengurangan pajak bagi pengusaha akan dapat meningkatkan pendapatan bagi perusahaan yang pada akhirnya mendorong naiknya bursa saham Wall Street. Hal itu mungkin dapat dilihat sebagai penyeimbang dampak negatif dari ekonomi.

Kesimpulannya, jangka pendek kita akan dihadapkan pada inflasi yang masih tetap tinggi. Namun untuk jangka Panjang, pertumbuhan ekonomi akan lebih solid karena terlindunginya kepentingan perusahaan lokal atas serangan produk import.

“Setelah disimpulkan dari data statistik selama beberapa bulan terakhir, jajak pendapat presiden AS telah disimpulkan dengan tegas mendukung kemenangan Partai Republik, dan pasar yang mengabaikan retorika politik mulai mendiskon hasil, dengan volatilitas obligasi melonjak,” ungkap analis.

“Sementara saham-saham terus bergerak lebih tinggi, investor saham pada akhirnya harus berurusan dengan potensi konsekuensi dari kebijakan yang diusulkan yang menampilkan tiga variabel penting-pemangkasan pajak, tarif, dan perbatasan yang tertutup,” tambahnya.

Riset Morgan Stanley memperkirakan bahwa perluasan pemotongan pajak tahun 2017 dijaman kepemimpinan Trump duku, akan meningkatkan defisit anggaran AS secara tajam, dan membuat dolar AS semakin menguat.

Ada alasan-alasan lain mengapa dolar terdorong lebih tinggi karena beberapa mata uang Eropa dan Asia mengalami pertumbuhan yang lesu. Perekonomian AS relatif tangguh menghadapi inflasi dan suku bunga yang tinggi, sementara zona euro tergelincir ke dalam resesi dan China serta Jepang mengalami kemunduran ekonomi.

Mengapa ini penting: “Dolar AS telah menjadi sangat kuat karena AS diperkirakan akan memimpin pemulihan ekonomi dunia,” kata Louis Navellier, ketua dan pendiri Navellier & Associates. Namun, hal ini memiliki dampak potensial. “Dolar AS yang kuat dapat menghambat perusahaan-perusahaan multi-internasional yang tergabung dalam S&P 500, namun perusahaan-perusahaan yang lebih kecil domestik siap untuk berkembang.”

Sementara ekspektasi untuk pendapatan kuartal kedua, yang dimulai untuk diumumkan pada hari Jumat, tetap tinggi, mungkin ada beberapa pesimisme tentang apa arti dolar yang kuat di masa depan, katanya.

Dolar yang kuat membuat ekspor AS menjadi lebih mahal dan mengurangi keuntungan perusahaan-perusahaan Amerika yang beroperasi di luar negeri ketika pendapatan mereka dikonversikan kembali ke dolar. Hal ini juga meningkatkan persaingan dari impor yang lebih murah. Dan meskipun dolar yang kuat menurunkan biaya bahan baku impor, hal ini dapat meningkatkan inflasi dan merugikan investasi asing.

PT. Octa Investama Berjangka (OIB) menyediakan pelatihan tanpa dikenakan biaya, untuk mempelajari peluang-peluang yang ada di pasar uang, indek saham luar negri dan pasar komoditas. Di samping itu Anda akan mendapatkan AKUN DEMO yang dapat digunakan untuk latihan bertransaksi terhadap produk tersebut di atas secara live. OIB merupakan perusahaan yang resmi terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI). Kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut: octa.co.id

Disclaimer : Perdagangan berjangka komoditi memiliki potensi keuntungan dan risiko kerugian yang tinggi. (RO)

pasang iklan di sini