hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Pemprov Jateng Dorong Santri Jadi Entrepreneur Era Industri 4.0

BATANG—-Para santri diminta untuk ikut menjawab tantangan ekonomi di masa depan, di antaranya beradaptasi dengan teknologi pada era industri 4.0.  Islam seperti yang diajarkan Rasullullah Muhammad SAW mendorong kemandirian dan berdikari secara ekonomi.

Demikian dikatakan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat menghadiri Sarasehan Pengasuh Pondok Pesantren Forum Koordinasi Pondok Pesantren (FKPP) Rabithah Ma’ahid Islamiyah se-Jawa Tengah “Meneguhkan Kemandirian Ekonomi Pesantren di Era 4.0” di Pondok Pesantren Darussalam, Batang, Rabu (31/7/2019).

“Penting bagi santri untuk bisa melek IT agar dapat menjawab tantangan ekonomi ke depan. Kita harus kreatif memang,” ujar pria yang karib disapa Gus Yasin ini.

Gus Yasin  memberikan contoh konkret kreativitas santri yang berpotensi menjadi sumber pendapatan mereka. Untuk menggelar sarasehan tersebut, para santri bergotong-royong mendirikan panggung acara.

“Keterampilan mendesain panggung itu merupakan peluang usaha tersendiri apabila santri mau bekerja sama membuka jasa dekorasi panggung. Santri bisa mempromosikan jasa tersebut melalui internet,”  kata dia.

Mantan anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah itu juga ingin toko-toko kelontong yang dikelola oleh pondok pesantren dapat “naik kelas” menjadi toko ritel. Dengan penataan produk yang apik dan pemasaran yang gencar melalui internet. 

Gus Yasin optimistis, produk unggulan pondok pesantren dapat semakin  dinikmati masyarakat, bahkan dikenal dunia.

“Ini cita-cita kita agar toko kelontong naik kelas menjadi toko ritel dan menjual produk-produk unggulan pondok pesantren. Kita lari untuk mengejar ketertinggalan itu, adik-adik santri ayo kita kembangkan kreativitas kita untuk mendapatkan income,” pungkasnya.

Putera ulama kharismatik KH Maimoen Zubair menyebutkan, untuk mewujudkan kemandirian ekonomi pondok pesantren, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan MUI Jawa Tengah bersinergi untuk memberikan fasilitas sertifikat halal bagi pelaku UMKM, termasuk pelaku UMKM di lingkungan pondok pesantren.

“Dengan demikian produk yang mereka pasarkan dapat menggaet lebih banyak konsumen. Pihaknya juga mendorong pemerintah kabupaten/kota untuk memfasilitasi penerbitan izin PIRT bagi para pelaku UMKM,”  kata dia

pasang iklan di sini