hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Pelaku Bursa Optimis terhadap Prospek Pasar Modal Indonesia

Peluang News, Jakarta – Kalangan pemangku kepentingan di Bursa Efek Indonesia kompak menyatakan optimisme dan dukungannya terhadap prospek perkembangan pasar modal Indonesia.

Dukungan tersebut disampaikan oleh para direksi Anggota Bursa (AB), direksi Perusahaan Tercatat yang tergabung dalam konstituen Indeks IDX30, Manajer Investasi (MI), asosiasi di lingkungan pasar modal, seperti Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia (APRDI), Asosiasi Manajer Investasi Indonesia (AMII), dan Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), dan Self-Regulatory Organization (SRO)  yang hadir dalam forum dialog di Bursa Efek Indonesia pada Senin, 3 Maret.

Dalam momen tersebut, perwakilan dari masing-masing pelaku usaha tersebut memberikan pernyataan tentang optimismenya dalam menghadapi kondisi pasar modal Indonesia saat ini dengan memberikan kepercayaan yang lebih terhadap fundamental ekonomi Indonesia.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan adanya ruang komunikasi yang terbuka antara regulator, pelaku pasar, serta stakeholder lainnya merupakan perwujudan dari sinergi, komitmen dan tanggung jawab bersama seluruh pelaku pasar terhadap industri pasar modal dan perekonomian Indonesia.

Optimisme pelaku pasar itu disampaikan di tengah situasi bursa efek Indonesia yang belakangan terus tertekan.

Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan kondisi pasar secara global telah mempengaruhi ketidakpastian pasar domestik akibat penyesuaian tarif antara AS dan negara-negara mitra dagangnya. Pasar juga masih mencermati arah kebijakan The Fed dan suku bunga global lainnya.

Sementara Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK I. B. Aditya Jayaantara mengajukan beberapa usulan inisiatif implementasi kebijakan OJK.

“Ini diperlukan untuk menjaga stabilitas harga dengan memberikan ruang bagi investor untuk pengambilan dan penyesuaian operasional perdagangan untuk mendukung efisiensi pasar,” ujarnya.

Beberapa kebijakan tersebut, yaitu penundaan pelaksanaan atau implementasi short selling dan pengkajian lebih lanjut terkait kebijakan buyback saham yang sebaiknya segera diizinkan tanpa perlu dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Berbagai usulan dan masukan yang diberikan tersebut diharapkan dapat segera ditindaklanjuti untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal Indonesia. Hal lain yang perlu segera dilakukan adalah memperbaiki mekanisme pengawasan dan perdagangan di BEI.

 

pasang iklan di sini