hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Fokus  

Optimisme Logis di Ceruk Wisata Halal

Wisman Arab Saudi rata-rata tinggal 10,83 hari, dengan pengeluaran rata-rata US$2.226,18 per orang. Turis negeri lain US$1.293. Wisman Mesir biasanya stay 10,47 hari, wisman Malaysia 5,12 hari.

BANYAK negara di dunia kini membangun industri halal untuk menjaring pasar umat Islam. Di antaranya melalui penggairahan sektor pariwisata. Tak hanya Indonesia, Eropa, Rusia, Jepang, Korea Selatan, dan Thailand, sudah lebih dulu mengembangkan sektor itu, meski Muslim merupakan minoritas di negara-negara tersebut.

Berbagai negara berlomba menarik hati wisatawan Muslim dunia dengan menyediakan berbagai fasilitas pendukung. Sebut saja dari hotel, kuliner, tempat ibadah, dan lainnya yang sesuai prinsip sekaligus kenyamanan bagi para Muslim.

Potensi wisata halal ini, kata anggota DPD RI Fahira Idris, terus menggeliat seiring tumbuhnya nilai transaksi pasar wisata Muslim. Berdasarkan perkiraan Global Muslim Travel Index (GMTI), nilai transaksi wisata Muslim bisa mencapai US$220 miliar pada 2020.

“Jadi (wisata halal) lebih ke pengembangan fasilitas dan peningkatan layanan di berbagai destinasi wisata bagi wisatawan Muslim agar lebih nyaman saat berlibur. Jangan karena ada kata ‘halal’, persepsinya menjadi sebuah daerah wisata akan diubah budayanya,” ujar Fahira melalui siaran persnya baru-baru ini.

Tokyo, misalnya, walau mengembangkan wisata halal, mereka tetap menjadi kota di Jepang yang menonjolkan keunikan budayanya. “Bangkok pun akan tetap jadi Bangkok dengan eksotisme budayanya. Dan Bali juga tetap dengan berbagai kekayaan dan keindahan atraksi budaya serta kearifan lokalnya yang sudah sangat terkenal di dunia,” ujarnya.

Wacana atau diskursus wisata halal, yang sebenarnya bukan hal baru, Pada kenyataannya bahkan sudah dipraktikkan di negara-negara dengan penduduk Muslim minoritas. Maka, kata Fahira, sebaiknya dilihat dari ikhtiar dan upaya menjadikan pariwisata benar-benar menjadi andalan dan tulang punggung perekonomian bangsa. Pasalnya, industri pariwisata paling tahan terhadap ancaman gelombang krisis.

Terkait geliat wisata halal ini, biro perjalanan haji dan umrah siap ikut memasarkan wisata halal Indonesia yang diusung pemerintah. Menurut Wakil Ketua Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh), Muharom Ahmad, selama ini cukup banyak travel atau biro perjalanan umrah yang membawa wisatawan dari Timur Tengah ke dalam negeri. “Sudah ada sejak 1990-an, namun memang belum jadi industri, privat saja. Informasi pun dari mulut ke mulut,” kata dia.

Wisatawan Arab Saudi datang ke Indonesia setelah mengetahui informasi wisata dari biro perjalanan umrah dan haji. Kunci dari upaya peningkatan wisatawan dari Arab ini memang pada pemasaran. Sebelumnya, mereka biasanya melancong ke Malaysia, karena mengenal negeri itu lebih dulu. Belakangan, mereka berdatangan ke sini  berkat referensi dari rekan/kenalan mereka yang sudah lebih dulu mengenal Indonesia. “Mereka kini sudah sangat familiar dengan Bogor, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Padang,” kata Muharom.

Karakteristik destinasi wisata mereka agak berbeda dari turis pada umumnya. Wisatawan Timur Tengah menyukai wisata alam karena mereka tinggal di negara gurun yang kering dan gersang. Sehingga, wisata pegunungan atau bukit menjadi pilihan yang paling laris. Selain itu, turis Timur Tengah cenderung menggunakan waktu yang lebih lama dan privat. Mereka melancong beregu. Umumnya bersama satu keluarga besar mengisi dan memanfaatkan waktu bersama. “Seperti Raja Salman yang dulu berkunjung ke Indonesia. Lama dan privat. Mereka ingin menikmati waktu selama berlibur,” kata dia.

Pengeluaran saat berada di Indonesia pun tidak sedikit. Muharom mengatakan, pemerintah perlu mengetahui karakteristik wisata pelancong dari negara sasaran. Ini penting untuk selanjutnya diterjemahkan dalam paket wisata. Dewasa ini, anggota asosiasi sudah banyak yang memiliki paket wisata halal. Khususnya tujuan Yogyakarta dan Bali. Meski kontribusinya tidak bisa disamakan, potensi ini harus terus dikembangkan dan diatur secara terintegrasi.

Menurut data Kementerian Pariwisata, tahun lalu tercatat 166.111 wisatawan Arab Saudi berkunjung ke sini. Dari data yang dirilis Tim Percepatan Pembangunan Wisata Halal dan Visit Wonderful Indonesia diketahui, durasi tinggal wisman Arab Saudi (2016) mencapai 10,83 hari. Wisman Mesir rata-rata 10,47 hari. Sedangkan wisman Malaysia rata-rata 5,12 hari. Pengeluaran fulus rata-rata turis Arab Saudi selama liburan di Indonesia US$2.226,18 per orang. Sedangkan turis negara lain umumnya US$1.293.

Mata Kuliah

Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) mengusulkan agar wisata halal, haji, dan umrah menjadi mata kuliah di sekolah tinggi pariwisata.

 Chairman IITCF, Priyadi Abadi, menyebut mata kuliah tersebut penting disusun dan diajarkan supaya wisata Muslim berkembang secara masif di Indonesia. “Mahasiswa kita yang akan terjun ke industri pariwisata halal, umrah, dan haji, harus sudah dibekali sedini mungkin tentang kejuruannya,” kata Priyadi.

Di perkuliahan pariwisata, lanjut dia, terdapat mata kuliah umum dan kejuruan. Mata kuliah umum ini di antaranya psikologi dan kewirausahaan. Adapun mata kuliah kejuruan sudah spesifik dalam hal penjurusan dan biasanya dimulai pada semester 3. “Ini yang saya inginkan bahwa adik-adik mahasiswa kita pada saatnya nanti sudah punya cukup bekal menghadapi wisata halal,” katanya.

Apalagi, kata dia, saat ini kampus pariwisata sudah banyak bermunculan dan berkembang dari sisi jenjangnya. Tidak sekadar akademi pariwisata atau sekolah pariwisata yang notabene terbatas pada strata 1. “Sekarang ada puluhan sekolah pariwisata. Ada akademi pariwisata, dulu pun saya dari akademi pariwisata, sekarang menjadi sekolah tinggi pariwisata, lalu S2-nya magister pariwisata, lalu ada S3 di (Universitas) Udayana,” paparnya. 

Karena itu, menurut Priyadi, gengsi pariwisata itu sebetulnya sudah mengglobal.Tidak kalah dengan kedokteran, misalnya. Namun, diakuinya, saat ini mata kuliah yang dipelajari di berbagai sekolah tinggi pariwisata masih terpaku pada mainstream yang basisnya mengacu pada asumsi masa lampau.●(Yayath)

pasang iklan di sini