
Peluang News, Jakarta-Minat masyarakat terhadap asuransi jiwa dan kesehatan berbasis syariah di Indonesia menunjukkan tren positif.
“Kami optimis melihat tren positif minat produk asuransi berbasis syariah di Indonesia. Hal ini menunjukkan semakin tingginya pemahaman dan kesadaran masyarakat akan layanan keuangan berbasis syariah,” kata Direktur Prudential Syariah, Herwin Bustaman, dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu (21/5).
Menurutnya, peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah menjadi salah satu pendorong utama. Ia merujuk pada data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang mencatat bahwa tingkat literasi keuangan syariah naik menjadi 43,45 persen dari 39 persen pada tahun sebelumnya, sedangkan tingkat inklusi keuangan syariah meningkat dari 9 persen menjadi 13,41 persen.
“Kami melihat semakin banyak anak muda yang menyadari pentingnya memiliki proteksi sejak dini – terbukti dari semakin banyak peserta kami yang berasal dari kelompok milenial dan Gen Z,” ungkapnya.
Namun demikian, Herwin juga menyoroti sejumlah tantangan yang masih dihadapi industri asuransi jiwa syariah. Salah satunya adalah proyeksi inflasi medis yang diperkirakan mencapai 19 persen pada 2025, jauh di atas inflasi umum yang hanya 2,6 persen.
“Ini bisa berdampak pada meningkatnya beban finansial masyarakat ke depan,” katanya. Ia juga menambahkan bahwa penurunan jumlah kelas menengah sebesar 17 persen dalam lima tahun terakhir turut mempengaruhi daya beli dan kemampuan masyarakat untuk mengakses perlindungan asuransi.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Herwin menyatakan Prudential Syariah mengusung dua strategi utama yakni, inovasi dan kolaborasi.
“Melihat dinamika kebutuhan peserta saat ini, kami berkomitmen menghadirkan layanan dan produk yang relevan, sederhana, mudah dipahami, terjangkau, dan kuat secara manfaat perlindungan,” jelasnya.
Selain itu, Herwin menegaskan pentingnya peningkatan literasi keuangan dan asuransi syariah di masyarakat. “Kami terus berkolaborasi dengan komunitas, universitas, dan organisasi Islam. Hingga saat ini, upaya ini telah menjangkau sekitar 300 ribu penerima manfaat,” katanya.
Herwin menutup pernyataannya dengan harapan bahwa asuransi syariah akan semakin menjadi pilihan utama masyarakat dalam merencanakan perlindungan keuangan yang sesuai prinsip syariah.