Lulus dari Institut Manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin) pada 1998, Setyorini meniti jalur kerja yang lurus dengan disiplin ilmunya. Perempuan asal Blora, Jawa Tengah, kelahiran 12 Juni 1975 ini langsung melayangkan lamaran ke KSP Bhina Raharja dan diterima bekerja sebagai staf pengelola. Jabatan tersebut ditekuninya selama 10 tahun (1998-2008) sebelum akhirnya ditempatkan sebagai bendahara pengurus.
Rini mengaku bekerja di koperasi karena selain sesuai dengan pendidikan yang dipilihnya, yaitu Ikopin. Ia percaya koperasi punya jangkauan yang lebih kuat dalam berdayakan perekonomian di akar rumput (grassroot). Masyarakat desa yang sandalan saja bakal lebih familier datang ke kantor koperasi ketimbang masuk ke kantor bank yang umumnya serba formal. Dia tahu citra koperasi sering kurang menarik, tapi itu hanya asumsi sepihak, karena cukup banyak koperasi tampil dengan tata kelola profesional dengan aset dan volume usaha triliunan rupiah. Lagi pula kini informasi semakin terbuka seiring berkembangnya teknologi informasi dan digitalisasi sehingga makin banyak yang memahami apa itu tujuh prinsip koperasi yang berlaku universal yang dicanangkan oleh International Cooperative Alliance.
Koperasi sehat, menurut Rini adalah mampu menumbuhkan partisipasi yang kuat di antara anggota, karena koperasi itu sarat makna gotong royong dan solidaritas.(Irm)