hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Nilai Transaksi Harian Bursa Turun Imbas Kondisi Global dan Politik

Peluangnews, Jakarta – Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) Bursa terus menurun, hanya di kisaran Rp 8 triliun hingga Rp10 triliun. Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman menjelaskan pada waktu BEI menyusun targat RNTH, berdasarkan dari proyeksi tahun 2023.

Meski dari pengalaman, momentum Pemilu tidak terkait dengan euforia investor. Namun dia melihat terutama dalam dua bulan terakhir dinamika perekonomian sangat terkait dengan politik.

Beberapa faktor penurunan RNTH, tentu pertama berasal dari fundamental. Kondisi ekonomi global tidak mudah, masih banyak faktor menantang, seperti resesi, perang dan sebagainya yang berpengaruh terhadap tingkat suku bunga The Fed, inflasi, ancaman ekonomi dan sebagainya.

“Tetapi BEI melihat ekonomi domestik masih kuat. Pada hari ini secara fundamental, semuanya tidak berubah dari awal tahun, inflasi, GDP, tetap tumbuh di angka yang cukup baik. Jadi secara fundamental tidak ada yang berubah,” kata Iman pada Konferensi Pers Hasil Rapat Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BEI, yang dikuitip Jumat (30/6/2023).

Alasan RNTH turun, BEI melihat ke bursa lain yang juga turun. Naik turunnya RNTH bukan menjadi kendali bursa. Yang bisa dilakukan bursa adalah memperbanyak sisi permintaan dengan jumlah investor yang bertransaksi, lalu dari sisi supply terkait dengan makin banyak IPO berkualitas.

“Sehingga makin banyak orang yang bertransaksi,” kata Iman.

BEI masih mengkaji kemungkinan merevisi target RNTH, yang begitu fluktuatif, bisa lesu di angka Rp 7 triliun, namun juga bisa agresif di atas Rp15 triliun.

“Apakah kita akan revisi target, BEI akan melihat perkembangan. Saya belum bisa bilang sekarang apakah akan revisi. Tapi BEI akan terus mengkaji. Bursa akan memberikan sinyal. Kalau BEI revisi, artinya kami beri sinyal ke market apakah kita pesimis atau tidak dengan kondisi market,” kata Iman.

Iman juga memproyeksikan perdagangan pasar modal akan lebih aktif pada semester II-2023. Dari pengalaman sebelumnya, pada satu tahun sebelum pemilu biasanya arus modal masuk / capital inflow terjadi lebih besar.

Meski ini belum terlihat di kuartal I-2023. Menariknya walaupun rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) turun, minat IPO meningkat. Hingga Mei 2023, sudah 44 perusahaan melaksanakan IPO

“Dari sisi supplynya, tahun ini sudah tigaperusahaan yang nilai proceeds IPO di atas US$300 juta di angka Rp 9 triliun. Jadi akan ada lagi yang besar yang kami harapkan akan menjadi katalis untuk meramaikan perdagangan,” kata Iman.

Apalagi arus dana asing ke portofolio saham juga meningkat secara jumlah dan nilai. BEI harapkan kenaikan investasi dari institusi asing dan domestik karena ada penurunan di investor ritel.

“Komposisinya, asing sudah mulai kembali ke 35%, dan domestik 65%,” kata Iman.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan meski rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) masih ada penurunan, tapi sebetulnya sinyal positif masih terlihat dari aksi net buy sepanjang tahun 2023 (year to date) yang masih mencapai Rp16,15 triliun.

BEI melihat dengan periode endemi, transaksi investor ritel turun kemungkinan akibat mereka sudah kembali ke rutinitas kerja normal. Sehingga alokasi uang sudah mulai digunakan untuk kebutuhan mobilitas, serta wisata dan kebutuhan tersier lain telah menjadi utama.

“Sehingga transaksi mereka untuk investasi di saham menjadi lebih jarang,” kata Irvan.

BEI terus melakukan sosialisasi pendekatan kepada investor ritel, dan membina investor ritel baru, yang transaksinya belum rutin hingga saat ini. BEI berharap transaksi ritel pendatang baru ini akan meningkat dalam 1-2 tahun ke depan.

BEI juga mencoba mendekat kepada investor institusional lokal, yang setelah diamati transaksi mereka turun dalam 2-3 tahun terakhir.

“Kami mencoba berbicara dengan beberapa asosiasi untuk mengupayakan adanya peningkatan transaksi dari institusi lokal,” kata Irvan.

Dari sisi supply, BEI sedang menunggu emiten atau calon perusahaan tercatat yang nilai proceedsnya besar di semester II-2023. Diharapkan dengan adanya emiten-emiten yang akan IPO dengan nilai yang lebih dari US$700 juta s.d. US$800 juta, akan membuat pilihan investasi atau transaksi dari investor juga akan semakin meningkat.

Diharapkan dengan adanya suplai yang baik, investor memiliki wahana investasi dan transaksi yang baik juga.

Sementara itu biasanya tren transaksi pada 1 tahun sebelum Pemilu akan jauh lebih besar dibandingkan pada saat Pemilunya, walaupun indeks cenderung fluktuatif.

“Kami masih menunggu. Kami harapkan pada semester II-2023 nanti mungkin dengan Capres dan Cawapres yang sudah terkonfirmasi, akan membuat inflow di capital market bisa meningkat. Kami masih cukup optimistis akan adanya peningkatan transaksi di Bursa Efek Indonesia,” kata Irvan.

Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna menjelaskan terkait dengan target-target dari Bursa Efek Indonesia tentu bukan dilihat hanya dari satu instrumen pasar modal.

“Kami melihatnya secara komprehensif pencatatan efek, di dalamnya ada efek baru saham, emisi obligasi dan sukuk, emisi waran terstruktur, Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang baru dicatatkan, DIRE, DinFra, ETF, EBA Syariah dan sebagainya,” kata Nyoman.

Dengan informasi semakin tersosialisasi, berdampak pada semakin banyak enterpreneur/ pengusaha yang menyampaikan dokumen kepada BEI untuk dilakukan evaluasi.

“Ini membuahkan hasil sudah ada 44 perusahaan yang mencatatkan saham di 2023. Jumlah fund raised hampir Rp34 triliun, di pipeline masih 45 perusahaan. Kalau dari sejumlah efek baru saham, kemungkinan besar akan melampaui dari pencapaian di tahun lalu. BEI berhati-hati dan melihat perkembangan yang ada, tapi optimistis dan melihat secara komprehensif untuk seluruh efek,” kata Nyoman.

BEI juga mengejar dari efek-efek yang lain, dengan fokus kepada obligasi yang juga sudah menunjukkan daya tariknya dari sejumlah issuers sudah memenuhi target. BEI juga mencoba lihat lagi yang warant terstruktur, DIRE, dan Dinfra.

“Dengan demikian nanti harapan kita lebih banyak lagi efek-efek yang tercatat di Bursa,” kata Nyoman. (Aji)

Baca Juga: KOPERASI MASUK BURSA EFEK INDONESIA

pasang iklan di sini