VEVEY, SWISS-—Nestle merilis akan beralih menggunakan kemasan plastik daur ulang untuk produknya dan meninggalkan plastik batu. Komitmen ini dikeluarkan menjelang pertemuan World Economic Forum yang akan berlangsung di Davos pada 21 hingga 24 Januari mendatang.
Perusahaan makanan terbesar di dunia akan memotong biaya di bagian lain dari bisnisnya untuk membebaskan lebih dari 1,5 miliar franc Swiss (1,6 miliardolar AS) untuk membeli 2 juta metrik ton plastik daur ulang antara sekarang dan 2025.
Nestle bahkan mengatakan akan membayar di atas harga
pasar untuk bahan daur ulang, bagian dari strateginya untuk mengurangi
kekurangan plastik bekas yang cocok untuk kemasan makanan dengan memikat
pemasok baru ke dalam bisnis. Melakukan hal itu akan
membantu perusahaan memenuhi tujuannya mengurangi penggunaan plastik perawan
hingga sepertiga pada tahun 2025.
“Membuat plastik daur ulang
aman untuk makanan adalah tantangan besar bagi industri kami,” kata Mark
Schneider, kepala eksekutif Nestlé (NSRGF), dalam sebuah pernyataan, Kamis
(16/1/20).
Juru kampanye Senior Greenpeace Swiss Mathias Wuthrivh memberikan apresiasi terhadap komitmen yang dilakukan Nestle. Menurut dia langkah ini akan memberikan kontribusi mengurangi ketergantingan pada plastik yang berasal dari bahan bakar fosil.
Mathias menyarankan mengurangi plastik sekali pakai belum merupakan solusi. Jika Nestle ingin berhenti mencemari dunia, dia harus mengakhiri ketergantungan pada plastik dan beralih kepada material lainnya.
“Komitmen Nestlé terhadap pengurangan merupakan sebuah langkah awal yang baik tetapi sangat penting perusahaan melakukan inovasi dan menginvestasikan dua miliar dolar AS untuk model bisnis baru, bukan hanya membeli plastik daur ulang,” kata Mathias dalam siaran persnya, Jumat (17/1/20).
Nestlé harus memprioritaskan penggunaan kembali dan menghilangkan kemasan sekali pakai sekaligus, bukan malah mengandalkan daur ulang.
“Nestlé memiliki kesempatan untuk menunjukkan kepemimpinan yang nyata dan kami mendorong perusahaan untuk fokus kepada upaya penghapusan semua kemasan sekali pakai,” pungkas dia (van, berbagai sumber).