hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Daerah  

Milenial Kediri Ini Ciptakan Pintu Tangkal Covid-19

KEDIRI—-Ahmad Prayoga, siswa kelas 13 SMKN 1 Kediri patut dijadikan teladan bagi generasi milenial.  Warga dari Desa Kalibago, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri ini menciptakan sebuah pintu pencegah Covid-19.

Hasil karyanya dapat digunakan pada tempat – tempat rapat instansi pemerintah, puskesmas dan Tempat Pemungutan Suara (TPS) dalam Pilkada. Ciptaannya, mengantarkan Ahmad meraih juara pertama lomba cipta karya Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Kabupaten Kediri Tahun 2020.

Ahmad menerangkan, Pintu Pencegah Covid-19 buatannya tak jauh beda dari pintu biasa. Pintu tersebut terbuat dari kerangka besi dengan dua daun pintu dari bahan kayu dan triplek.

“Yang membedakan, pintu menggunakan system door lock atau mengunci secara otomatis. Pintu tersebut dilengkapi dengan pengukur suhu tubuh dan menggunakan sistem mikrokontroler arduino,” kata Ahmad.

Pintu dilengkapi sebuah LCD display berukuran 16X2 untuk memudahkan melihat tampilan suhu bagi seseorang yang akan memasukinya.  Pintu itu didukung dua buah lampu indikator untuk mengetahui seseorang masuk sebelah mana dan sebagai penanda bahwa pintu tersebut sudah tidak terkunci dan dapat dibuka bagi seseorang yang suhu tubuhnya normal.

Ide awal tersebut lahir ketika Ahmad Prayoga bangun tidur. Mengetahui pentingnya thermogun di tengah pandemi Covid-19, akhirnya muncul keinginan untuk membuat alat pengukur suhu tubuh itu. Namun, ia memikirkan tentang thermogun otomatis.

“Karena pertimbangan thermogun ribet. Harus ada yang mengoperasikan, akhirnya muncul ide untuk membuat sebuah pintu yang dilengkapi dengan deteksi suhu tubuh,” kata Ahmad Prayoga usai menerima penghargaan dari Bupati Kediri Haryanti Sutrisno di Pendopo Kabupaten Kediri, Selasa (2/12/20).

Ahmad Prayoga menyabet juara pertama dari lomba tahunan yang diadakan Pemkab Kediri melaluiDinasPemberdayaan Masyarakat Pemerintah Desa (DPMPD) setempat. Dia menyingkirkan 30-an orang peserta lomba kategori umum.

Selain tropi penghargaan, Prayoga menerima uang penghargaan sebesar Rp 10 juta. Uang pembinaan itu diharapkan dapat dipergunakan untuk mengembangkan produknya.

Prayoga mengaku, hanya butuh waktu satu bulan dalam menciptakan pintu cegah Covid-19. Siswa jurusan tehnik otomasi industri listrik itu menerapkan ilmu yang didapat ketika awal duduk di bangku SMK yaitu, pembelajaran mikrokontroler.

“Risetnya sekitar dua minggu. Kemudian kita coba ternyata bisa. Ya, meskipun ada sedikit kendala, karena perangkat elektronik. Ada satu dua kali eror, kemudian saya cek kembali. Kendala lain untuk sensornya memang kita beli secara online, harganya cukup mahal dan lama,” tambahnya.

Untuk menelorkan idenya tersebut, Prayoga tak sendiri. Dia dibantu oleh empat orang teman sekolahnya. Pihak lain yang berperan ada guru dan orang tuanya sendiri. Prayoga memesan pintu itu dari ayahnya yang bekerja sebagai mebeler.

Satu pintu cegah Covid-19 buatan Ahmad Prayoga membutuhkan biaya produksi hingga Rp2,5 juta. Meskipun belum sempurna, tetapi sudah dapat diterapkan.

pasang iklan di sini