
Peluang News, Jakarta — Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah terus mencermati trend penurunan indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia yang terjadi pada awal pekan ini, baik dampak dari faktor global maupun dalam negeri.
“Kita melihat dampak dari sisi global, dan kita juga mencermati apakah ada faktor yang sifatnya khusus dari dalam negeri,” ujarnya saat konferensi pers Hasil Lelang SUN di Gedung Ditjen Pajak, Jakarta, Selasa (18/3).
Terkait faktor pergerakan yang terjadi pada sisi perusahaan (emiten), Sri Mulyani menegaskan bahwa seluruh BUMN akan selalu dijaga dan dikelola dengan baik, begitu pula dengan BPI Danantara yang akan mendapatkan mandat untuk mengelola BUMN.
“Jadi kami bisa memastikan bahwa pengelolaan BUMN dilakukan secara professional dan transparan. Pemerintah akan terus berupaya meyakinkan pasar bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan prospek BUMN, termasuk dengan dibentuknya Danantara,” ujarnya.
Dalam hal ini, Sri Mulyani meminta Manajemen dari masing-masing BUMN untuk bisa menjelaskan hal tersebut ke masyarakat sehingga kepercayaan pasar kepada masing-masing BUMN tersebut dapat tetap terjaga.
Namun demikian, dia menegaskan bahwa faktor fundamental dari perusahaan yang go public harus terus di-update ke pasar. Dengan begitu, market bisa melakukan assessment dan evaluasi terhadap setiap emiten secara fair dan baik. Sri Melyani menegaskan bahwa hal itu merupakan kewajiban bersama seluruh pemangku kepentingan.
Terkait dengan sentimen di pasar soal rumor kemundurannya dari posisinya sebagai Menteri Keuangan, Sri Mulyani membantah isu tersebut.
“Saya tegaskan saya ada di sini, berdiri dan tidak mundur. Mengelola APBN, bersama dengan tim di kementerian bertanggung jawab, terus menjaga keuangan negara sebagai instrumen yang sangat penting bagi tujuan pembangunan dan menjaga kepercayaan masyarakat.”
Manajemen Bursa Efek Indonesia kemarin (18/3) mengumumkan bahwa telah dilakukan penghentian sementara transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia (trading halt) pada pukul 11.19 waktu JATS (Jakarta Automated Trading System) karena terjadinya penurunan Indeks Harga Saham Gabungan hingga yang mencapai 5%. Perdagangan dilanjukan kembali pada pukul 11.49.
Pada perdagangan sesi 2, IHSG terkoreksi dan ditutup turun 3,84% ke level 6.223,39. Jika dibandingkan dengan sesi I, koreksi IHSG pada sesi 2 sedikit terpangkas.