Ketika negosiasi tarif antara Amerika Serikat dan mitra dagangnya berakhir dengan lancar atau menghasilkan kesepakatan positif akan berdampak terhadap penurunan harga emas.
Emas menjadi produk fenomenal karena sejumlah alasan fundamental dan historis yang membuatnya sangat diminati sebagai instrumen investasi dan simbol kekayaan. Dalam lima tahun terakhir harga emas mengalami kenaikan secara signifikan karena beberapa latar belakang, antara lain:
Dampak Pandemi Covid-19
Penyebaran cepat Covid-19 menimbulkan kekhawatiran besar terhadap ekonomi dunia. Investor panik dan mencari aset yang aman (safe haven), sehingga permintaan emas meningkat tajam. Penelitian menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 berpengaruh positif signifikan terhadap harga emas dunia dan Indonesia. Hal itu terjadi karena dampak pandemi berakibat buruk pada pertumbuhan ekonomi, yang mengarah pada resesi.
Kondisi tersebut berakibat pada kebijakan moneter bank sentral yang cenderung dilonggarkan (turun) untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Rendahnya tingkat suku bunga, biasanya akan berdampak pada peningkatan inflasi dan peralihan investasi pada produk safe haven dalam emas dan dolar. Pada saat itu harga emas sempat mencapai level tertingginya di angka $2075/Troy onz, ketika ekonomi menghadapi resesi, dan berbalik turun ketika ekonomi Kembali pulih.
Ketidakpastian Geopolitik Global
Konflik seperti ketegangan di Timur Tengah, dan konflik Rusia-Ukraina meningkatkan permintaan emas sebagai aset safe haven. Investor mencari perlindungan nilai di tengah risiko geopolitik yang tinggi. Hal itu karena emas menjadi produk yang berliquiditas tinggi dan tahan terhadap pengaruh inflasi. Kondisi perang, membuat masayarakat yang terlibat konflik mengungsi dan mengalihkan aset mereka dalam bentuk emas dan dolar, sehingga dapat digunakan dimana saja. Di samping itu, dari bentuknya emas mudah dibawa kemana-mana dan dapat diperjualbelikan dimana saja.
Perang Tarif Dagang AS
Kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas dalam beberapa periode terakhir. Berikut penjelasan pengaruhnya:
- Ketegangan Perang Dagang dan Ketidakpastian Ekonomi
Penerapan tarif impor oleh AS, terutama yang diumumkan pada awal 2025, memicu kekhawatiran pasar akan perang dagang yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Ketidakpastian ini membuat investor beralih ke emas sebagai aset safe haven untuk melindungi nilai kekayaan mereka.
- Lonjakan Harga Emas Setelah Pengumuman Tarif
Pada awal April 2025, setelah pengumuman tarif impor sebesar 32% yang menyasar lebih dari 180 negara, harga emas dunia melonjak dan sempat menyentuh level sekitar USD3.180 per troy ons. Pengamat memperkirakan harga emas bisa mencapai USD 3.200 per troy ons pada saat itu, karena ketegangan perdagangan dan geopolitik yang meningkat.
- Fluktuasi Harga Emas Pasca-Tarif
Meskipun harga emas sempat naik tajam, pasar juga mengalami fluktuasi dan koreksi harga dalam jangka pendek. Beberapa hari setelah pengumuman tarif, harga emas turun karena aksi jual oleh manajer aset yang mengantisipasi perlambatan ekonomi dan mencari likuiditas. Namun, secara jangka menengah dan panjang, harga emas nampaknya naik terbatas karena dampak negosiasi tarif dagang tidak separah dari yang diperkirakan. Namun demikian, setiap ada pengumuman penting terkait tarif, maka pasar akan bereaksi secara cepat, baik menyikapi berita positif atau negatif.
Secara garis besar, setiap kali AS mengumumkan atau menerapkan tarif impor baru, pasar merespons dengan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global dan inflasi, sehingga permintaan emas sebagai aset safe haven melonjak. Lonjakan permintaan ini secara langsung mendorong harga emas ke rekor-rekor tertinggi sepanjang sejarah di level $3500/Troy onz, kendati saat ini telah mengalami koreksi.
Apakah harga emas akan terus naik ketika negosiasi tarif berakhir dengan lancar?
Berdasarkan data terbaru, harga emas justru cenderung turun ketika negosiasi tarif antara Amerika Serikat dan mitra dagangnya berakhir dengan lancar atau menghasilkan kesepakatan positif. Hal ini terjadi karena meredanya ketegangan dagang mengurangi ketidakpastian global, sehingga permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven menurun.
Beberapa contoh konkret dari 2025 menunjukkan:
- Saat muncul sinyal negosiasi tarif antara AS dan China, harga emas dunia mengalami penurunan selama empat hari berturut-turut, setelah sebelumnya sempat menyentuh rekor tertinggi.
- Ketika AS dan beberapa mitra dagang seperti Inggris dan Jepang berhasil mencapai kesepakatan untuk menurunkan atau menghapus tarif, harga emas global juga turun karena investor mulai keluar dari aset safe haven dan kembali ke aset berisiko seperti saham.
- Setelah AS dan China mengumumkan kesepakatan sementara untuk menurunkan tarif, harga emas sempat turun 2,7% karena meningkatnya selera risiko investor dan reli di pasar saham global.
- Negosiasi positif antara AS dan Tiongkok di Swiss juga membuat harga emas spot turun lebih dari 1% karena kekhawatiran pasar mereda.
Kesimpulannya, jika negosiasi tarif berakhir dengan lancar dan ketegangan dagang mereda, harga emas biasanya tidak akan naik terus, bahkan cenderung mengalami koreksi atau penurunan karena berkurangnya permintaan terhadap aset safe haven.
Bagaimana pengaruh pemangkasan suku bunga The Fed?
Pemangkasan suku bunga The Fed umumnya berdampak positif pada harga emas, terutama ketika negosiasi tarif dagang berjalan lancar. Berikut penjelasannya:
- Pemangkasan suku bunga menurunkan biaya peluang memegang emas
Emas adalah aset tanpa imbal hasil (tanpa bunga), sehingga ketika suku bunga turun, biaya peluang memegang emas menjadi lebih rendah. Ini membuat emas lebih menarik dibandingkan instrumen berbunga seperti obligasi atau deposito.
- Ketika negosiasi tarif dagang berjalan lancar, ketegangan global mereda, tetapi pemangkasan suku bunga tetap mendukung harga emas
Negosiasi tarif yang lancar biasanya mengurangi permintaan safe haven sehingga tekanan naik harga emas bisa berkurang. Namun, jika The Fed memangkas suku bunga, hal ini tetap memberi dorongan positif karena suku bunga rendah meningkatkan daya tarik emas sebagai investasi alternatif.
- Harga emas cenderung menguat setelah pengumuman pemangkasan suku bunga
Contohnya, pada November 2024 dan Maret 2025, harga emas naik signifikan setelah The Fed memangkas atau menahan suku bunga sambil mengisyaratkan pemangkasan di masa depan. Hal ini menandakan ekspektasi pasar terhadap suku bunga rendah mendorong permintaan emas.
- Jika pemangkasan suku bunga diiringi oleh ekspektasi inflasi rendah dan ekonomi yang stabil karena negosiasi tarif lancar, kenaikan harga emas bisa lebih moderat atau terbatas
Pasar akan menilai risiko inflasi dan ketidakpastian lebih rendah, sehingga meskipun suku bunga turun, permintaan emas sebagai safe haven tidak melonjak drastis.
Ketika negosiasi tarif dagang AS-China berjalan lancar, harga emas biasanya tidak melonjak tajam karena risiko geopolitik berkurang. Namun, pemangkasan suku bunga The Fed tetap memberikan dorongan positif pada harga emas dengan menurunkan biaya peluang memegang emas, sehingga harga emas cenderung naik atau bertahan kuat meskipun kenaikannya mungkin lebih moderat dibanding saat ketegangan tarif tinggi. Berita di atas dapat menjadi acuan bagi para pelaku pasar, kecuali terjadi konflik timur tengah yang besar, yang terpicu oleh kegagalan negosiasi nuklir antara AS dan Iran.
PT Octa Investama Berjangka menyediakan pelatihan tanpa biaya untuk mempelajari pasar derivatif komoditas, mata uang asing, dan indeks saham luar negeri. OIB Pialang Berjangka berizin resmi dari Bappebti serta diawasi oleh OJK dan Bank Indonesia. Di samping itu Anda akan mendapatkan AKUN DEMO yang dapat digunakan untuk latihan bertransaksi terhadap produk tersebut di atas secara live. Kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut: https://client.octa.co.id/register