hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Opini  

Menapak Jejak Raiffeisen di Bangkok: Kisah Inspirasi dan Semangat Koperasi Asia

Menapak Jejak Raiffeisen di Bangkok: Kisah Inspirasi dan Semangat Koperasi Asia
dok.Peluangnews/HO

Oleh: Romanus Woga*

Mentari pagi di awal Maret 2025 menyuguhkan kabar istimewa dari ACCU News: perayaan Hari Koperasi Sedunia pada 30 Maret, bertepatan dengan ulang tahun ke-207 Friedrich Wilhelm Raiffeisen, Bapak Credit Union dunia. Sebagai bagian tak terpisahkan dari gerakan Credit Union (CU) di Indonesia, berita ini membangkitkan niat tulus untuk hadir, sebuah penghormatan kepada sang visioner.

Niat itu bersemi menjadi surat elektronik kepada Mr. Ranjith Hetiarchchi, mantan CEO ACCU, sahabat lama yang terjalin sejak pertemuan di Forum Credit Union Dunia (WOCCU) 1991 di Madison, AS. Empat dekade persahabatan yang dipererat oleh pertemuan-pertemuan di Cork (1994) dan Denver (2016), kini menemukan babak baru di Bangkok.

Sambutan hangat Mr. Ranjith atas undangan saya begitu membahagiakan. “Mr. Rommy, please come to ACCU Bangkok,” tulisnya, diikuti permintaan detail perjalanan. Rute Maumere-Kupang-Jakarta-Bangkok pun tersusun rapi untuk memenuhi panggilan bersejarah ini.

Pada 29 Maret, setelah urusan di Jakarta dipermudah oleh PT. Pandai, pesawat Batik Air mendarat mulus di Bandara Don Mueang, Bangkok. Taksi mengantar saya ke The Pantip Hotel, Ladprao, di mana Mr. Ranjith telah menanti. Tanpa membuang waktu, setelah menyimpan barang sejenak di kamar 604, kami langsung menuju lokasi acara: Asian Credit Union Youth Summit 2025. Tema “Youth in Action – Building a Better World Through Cooperative” terasa begitu relevan, sejalan dengan Deklarasi PBB tentang Tahun Koperasi Internasional (IYC) 2025.

Di sana, 34 pemuda-pemudi dari berbagai negara hadir, mereka para “juara” Credit Union dari sembilan negara Asia – Bangladesh, Indonesia, Jepang, Myanmar, Nepal, Filipina, Sri Lanka, Vietnam, dan Thailand – berkumpul. Empat di antaranya adalah utusan kebanggaan Indonesia, yakni: Kornelia Agita (INKOPDIT), Melania Andriyani (Kopdit Keling Kumang), Marwandy Haryanto (PUSKOPCUINA), dan Bernadeth Lusy (CU Sauan Sibarung).

Mr. Ranjith dengan ramah memperkenalkan saya kepada para peserta. Sebuah kehormatan untuk berdiri di hadapan generasi penerus gerakan ini. Meski lelah setelah perjalanan panjang, semangat untuk berbagi sedikit motivasi tetap membara. Saya sampaikan tujuan utama kedatangan saya: untuk ikut merayakan dan mengenang 207 tahun kelahiran Friedrich Wilhelm Raiffeisen, sosok yang mempersatukan kita semua di ACCU Bangkok ini.

Malam harinya, para peserta menampilkan hasil kerja kelompok mereka, sebuah refleksi dan evaluasi kegiatan selama lima hari terakhir. Tayangan ini menjadi pemantik semangat untuk mengimplementasikan rencana tindak lanjut setelah kembali ke negara masing-masing. Esok hari, 30 Maret, adalah puncak acara: mengenang sang Bapak Credit Union Dunia.

Friedrich Wilhelm Raiffeisen, lahir di Jerman pada 1818, adalah arsitek gerakan Credit Union modern. Sebelum wafatnya pada 1888, 425 CU telah berdiri di Jerman, bukti nyata visinya. Monumen megah di Rein, tempat kelahirannya, menjadi pengingat abadi kontribusinya.

Perjalanan ini juga menjadi refleksi tentang para pionir CU di berbagai belahan dunia. Patung Sr. Gabriela di Korea Selatan, Graha Supena di Bogor, Patung Pater Back SVD di Ende, Aula Hendrich Bolen SVD di Maumere, ruang Robby Tulus di Sekadau, dan “Sumur Yakob” di Kopdit Pintu Air adalah monumen-monumen hidup yang menginspirasi. Sebuah harapan muncul agar INKOPDIT pun mengabadikan jasa Pater Karel Albrech SY. Usulan tulus saya sampaikan untuk Kopdit Obor Mas: “Patung Bapak Yosef Doing,” mengenang sang pendiri.

Dunia berutang budi pada Raiffeisen. Prinsip-prinsipnya – satu anggota satu suara, pinjaman hanya untuk anggota, jaminan terbaik adalah karakter – tetap relevan. Ajarannya tentang memberdayakan kaum miskin melalui koperasi, bukan sumbangan, sungguh visioner.

Tahun 2025, yang ditetapkan PBB sebagai Tahun Koperasi Internasional, menjadi momentum penting. ACCU merespons dengan komitmen kuat terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, khususnya aksi iklim. Semangat yang sama bergema di Filipina, Vietnam, dan Nepal. Sebuah harapan tersemat agar CUCO/INKOPDIT turut menyemarakkan IYC 2025 dalam RAT mendatang.

Pada 30 Maret, kami dari ACCU Bangkok melakukan aksi nyata mengenang Raiffeisen dengan membersihkan pantai dan mengunjungi pabrik daur ulang plastik. Malam harinya, kebersamaan terjalin di atas kapal pesiar yang menyusuri sungai besar, saksi bisu pertemuan empat negara: Thailand, Myanmar, Kamboja, dan Vietnam.

Sebagai mantan Wakil Presiden ACCU, saya mendapat fasilitas istimewa selama di Bangkok. Lencana Raiffeisen yang disematkan oleh CEO ACCU, Ms. Elenita V. San Roque (Ms. Leny), menjadi kenang-kenangan tak ternilai selama perjalanan ini.

Puji syukur atas perjalanan yang lancar. Terima kasih kepada PT. Pandai atas bantuannya di Jakarta, serta kepada seluruh staf ACCU atas keramahan mereka.

Mengakhiri catatan ini, sebuah ajakan tulus: mari kita kenang para pionir koperasi, wujudkan penghormatan melalui tindakan nyata seperti mendukung generasi muda кооперация, dan sambut Tahun Koperasi Internasional 2025 dengan semangat membara. “Satu untuk Semua dan Semua untuk Satu.”

*) Romanus Woga, Wakil Presiden ACCU, 2012-2016

 

 

pasang iklan di sini