hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Masyarakat Kelas Menengah Dinilai Berpotensi Jadi Penopang Perekonomian Global

Ilustrasi: Foto: Liputan6

Peluang News, Jakarta – Kementerian Koordinator (Kemenko) mengungkapkan bahwa perekonomian saat ini masyarakat kelas menengah di Asia khususnya harus mendapat perhatian bersama berpotensi menjadi penopang perekonomian global.

Hal tersebut diungkapkan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Ferry Irawan dalam Forum Merdeka Barat 9 yang disampaikan secara virtual di Jakarta, Senin (9/9/2024).

“Kelas menengah ini terutama di Asia akan jadi backbone pertumbuhan ekonomi global,” kata Ferry.

Menurut dia, untuk menyelesaikan permasalahan penurunan daya beli di antara masyarakat kelas menengah, perlu adanya penetapan profil kebutuhan lebih dulu.

Pemerintah telah menetapkan profil masing-masing masyarakat kelas menengah dan menengah ke bawah sesuai dengan pekerjaan hingga kebutuhan primer-sekundernya.

Untuk kelas menengah ke bawah, lanjut Ferry, pemerintah berupaya membantu dengan berbagai program Perlindungan Sosial (Perlinsos), Program Keluarga Harapan (PKH), Program Kartu Sembako, hingga Bantuan Langsung Tunai Dana Desa.

Selanjutnya, siasat lain yang ditempuh pemerintah sebagai solusi pelemahan daya beli masyarakat kelas menengah, yakni lewat bantuan subsidi di sektor properti.

Pemerintah telah menambah insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) dan kuota subsidi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Insentif PPN DTP properti telah resmi ditambah dari yang sebelumnya 50% untuk semester II 2024, menjadi 100% sampai Desember 2024.

Selain itu target kuota FLPP juga ditambah dari 166 ribu unit, menjadi 200 ribu unit mulai 1 September 2024.

“Kalau melihat kelas menengah sesuai data BPS, karakteristik (kebutuhan) investasi, tadi tentu pendidikan, perumahan kemudian transportasi tentu di samping makanan. Makanan tetap menjadi komponen terbesar, tapi mungkin kelas menengah share-nya tidak sebesar kelas menengah bawah,” kata Ferry.

Sedangkan untuk masyarakat yang bekerja di bidang wirausaha, pemerintah memperluas akses pembiayaan lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Adapun Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah mencapai Rp90,45 triliun per 30 April 2024.

“Tahun ini kita sudah alokasikan, paling tidak ada sekitar Rp280 triliun untuk Kredit Usaha Rakyat yang memang kita berikan untuk teman-teman kita yang mau dan bisa berusaha. Kita harapkan akhir tahun bisa kita capai,” kata Ferry.

Dia menambahkan pihaknya juga memiliki kebijakan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) yang ditujukan sebagai bantalan bagi masyarakat kelas menengah yang kehilangan pekerjaannya.

“Kita punya yang namanya Jaminan Kehilangan Pekerjaan. Bentuknya kompensasi finansial dan dukungan pelatihan bagi pekerja yang kehilangan pekerjaannya,” tutur dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengutarakan penambahan fasilitas insentif PPN serta subsidi rumah memiliki dampak positif terhadap keberlanjutan kelas menengah nantinya.

“Karena PPN DTP ini kan sangat dirasakan untuk kelas menengah dan ini dorongan ekonominya cukup bagus, jadi kita memang menambah jumlah unit rumah untuk FLPP, dan memperpanjang untuk PPN DTP properti,” ujar Airlangga. []

pasang iklan di sini