Manufacturing Indonesia menggelar pameran pada 5-8 Desember 2018 mendatang di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Pelopor pameran Indonesia di sektor teknologi dan servis manufaktur, bekerja sama dengan Machine Tool Indonesia , Tools & Hardware Indonesia, dan Industrial Automation & Logistic Indonesia 2018.

Pameran Manufacturing Indonesia ini menampilkan mesin-mesin produksi, hingga peralatan, bahan, dan servis manufaktur, lewat pameran ini, seluruh pengunjung akan mendapatkan pemahaman terbaik mengenai teknologi di balik industri manufaktur 4.0.
Lebih dari 1.600 peserta perusahaan termasuk dari Amerika Serikat, Cina, Inggris, Kanada, Jerman, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Singapore, Swedia, Taiwan, akan berpartisipasi dalam pameran yang diharapkan akan menarik lebih dari 34.000 pengunjung selama 4 hari pameran.
Untuk pertama kalinya, pameran ini juga akan memperkenalkan Industry 4.0 Showcase, yang menampilkan berbagai teknologi dan produk industri 4.0, dengan 9 pilar utama termasuk manufaktur aditif, augmentedreality, big data & analytics, cybersecurity, dan robot otonom.
Project Director dari penyelenggara pameran, Pamerindo Indonesia Maysia Stephanie mengatakan, esensi dari Manufacturing Indonesia berkaitan dengan teknologi. Dengan menampilkan Industry 4.0 yang berasal dari seluruh ekosistem, kesembilan pilar Industri 4.0 akan dipamerkan khusus untuk mengungkap potensi manufaktur pintar Indonesia di masa depan.
“Kami yakin pertumbuhan yang digerakkan oleh teknologi ini bisa membuat para manufaktur Indonesia untuk lebih bersaing melalui peningkatan produksi,” tutur Maysia.
Lanjut dia pada edisi ke-32 tahun ini, MI menghubungkan puluhan ribu manufaktur dengan mempersiapkan teknologi dan solusi dari lebih 28 negara untuk mendukung roadmap “Making Indonesia 4.0 menuju ekonomi yang lebih efisien namun juga berkualitas.
“Oleh karena itu, kami optimis, acara ini bisa turut mensukseskan visi Industri 4.0 di Indonesia ke depannya,” jelas dia lagi.
Selain Manufacturing Indonesia, akan diselenggarakan juga pameran subkontraktor industri pertama di Indonesia, Subcon Indonesia 2018.
Acara ini diharapkan dapat memberikan efektifitas untuk menghubungkan jarak antara produsen mesin dan pembeli akhir, menciptakan peluang bagi part maker untuk menunjukkan kualitasnya terutama di elektronik, listrik, dan otomotif dalam industri manufaktur.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi secara signifikan, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, telah merancang roadmap industri 4.0, Making Indonesia 4.0 pada awal 2018.
Ini menjadi lompatan besar bagi sektor industri, di mana teknologi informasi kini terintegrasi dengan proses produksi dan manufaktur termutakhir, yang selanjutnya menargetkan Indonesia masuk dalam 10 ekonomi terbesar dunia pada 2030.
Saat ini, Indonesia telah terdaftar sebagai salah satu dari 10 industri manufaktur dunia oleh Organisasi Pengembangan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIDO).
Salah satu Asosiasi pendukung, Asosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia (APPI), menyatakan keyakinanbahwa semua rekayasa telah dikembangkan di Indonesia.
Perusahaan manufaktur dan kelistrikan Indonesiasudah mengikuti standar internasional dan SNI, di mana produksi diadaptasi berdasarkan pesanan atau sudah tersedia.
“Sehingga proyek industri dan infrastruktur memanfaatkan rancang bangun dan rekayasa telah mampu dilayani oleh industri nasional, walaupun beberapa material dan komponen ke hasil industri hilir masih impor. Ini jelas akan berpengaruh signifikan pada perputaran ekonomi nasional,” ujar Karnadi Kuistono, Ketua APPI Jakarta, Karnadi Kuistono.
Seluruh pengunjung akan melihat beberapa peserta pameran terkemuka yang berpartisipasi, antara lain DMG Mori, First Machinery Trade. Co, Jaya Metal, Kanematsu KGK, Mitsubishi Electric Indonesia, Somagede dan Yamaha Motor Parts Manufacturing Indonesia.
Teknologi-teknologi yang dibutuhkan dan ditampilkanperusahaan pendukung tersebut akan dipresentasikan dalam pameran yang berlangsung selama empat hari dari 5-8 Desember 2018 (Dita).