hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Mantapnya Rasa Bakmi Jawa Gunung Kidul “Mas Meot Maju Lancar” di Rantau Ciledug

TANGERANG—Panca memperhatikan dengan seksama kuali untuk memasak nasi goreng magelangan yang dia pesan di warung kaki lima Bakmi Jawa Mas Meot yang terletak di Kecamatan Larangan, Kota Tangerang.  

Cara memasaknya dengan menggunakan arang yang setahunya memang kuliner kampung di Gunung Kidul yang pernah ditemui.  Tukang masaknya awalnya hanya memanaskan minyak dan kemudian diberikan garam secukupnya, kemudian diberikan semacam bumbu uleg telur dan nasi, serta bahan lain, bihun dan mi kuning, disusul kol dan kecap. 

 “Jadilah kuliner kampung yang  mantap,” ujar Panca seperti dikutip dari channel Youtubenya.

Menurut Mas Meot, panggilan pria bernama asli Tukino ini, untuk jualan di Ciledug Kalau di sini memang  menggunakan kuali bajanya. Aslinya di Gunung Kidul menggunakan tungku tanah liat (anglo) dan api dari arang.

“Persoalannya kalau di Gunung Kidul biasanya memasak untuk satu porsi bukan sekaligus banyak porsi seperti di sini. Saya pernah coba pakai anglo tetapi pecah, hingga boros,” ujar Tukino ujar Tukino kepada Peluang, Sabtu (19/6/21).

Namun untuk arang, bumbu dan bahan-bahan tetap didatangkan langsung dari Gunung Kidul.  Begitu juga dengan suwiran daging ayam kampung dan telur bebek sebagai bahan membuatnya. Rasa yang akan diperoleh dari bahan-bahan tersebut akan membuat rasa bakmi Jawa menjadi khas.

Sehari-hari Tukino supir bus antar kota Maju-Lancar yang pangkalan bisnya memang di seberang tempat dia mangkal mendirikan warung kaki lima itu.  Pria yang kini berusia 56 tahun ini sudah merantau ke Jakarta sebagai supir bus sejak 1996, namun dia baru mendirikan usaha sejak enam tahun lalu untuk menambah penghasilan.

Basis pelanggan Bakmi Jawa Mas Meot umumnya datang dari warga perantauan Gunung Kidul yang banyak bermukim di kawasan Ciledug. Namun seiring perjalanan waktu , warung ini juga disukai pelanggan dari komunitas tersebut, khususnya penggemar kuliner tradisional. Warung makan ini buka sejak jam 5 sore hingga 12 malam, kecuali malam Jumat ke 2 dan ke 4 setiap bulan.

Menunya antara lain, bakmi godog rebus, nasi godog rebus, bihun godog rebus, nasi goreng magelangan, bakmi campur rebus dibandroll rata-rata Rp25 ribu per porsi, termasuk minum. 

Kalau ingin tambahan seperti telur muda, bruntu (ekor ayam), ati ampla atau kepala untuk dicampur pada masakan masing-masing Rp8.000.  Rata-rata sehari pembeli bisa mencampai 80 porsi dan pernah ketika dapat pesanan  suatu acara mencapai 300 porsi. Kalau ada pesanan istimewa ini personelnya yang tadinya 3 orang menjadi 6 orang.  

“Saya memperhatikan kualitas,karena semua bahan dari kampung, jadi berani bersaing dengan bumbu yang  juga berani,” tambahnya seraya mengatakan juga menawarkan jasa pesanan secara daring.

Ke depan Tukino, berencana akan membuka cabang di kawasan lain. Namun untuk itu dia masih mencari orang yang bisa dipercaya (Irvan).

pasang iklan di sini