hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Daerah  

Malioboro Memasuki Masa “New Normal”

YOGYAKARTA—Beberapa hari ini Rofi Fatmawati sibuk membersihkan warung gudeg Bu Djati yang terletak di depan Pasar Beringhardjo.  Kalau tidak aral melintang, Rabu mendatang dia kembali membuka usaha seiring dengan dibukanya kembali kawasan Malioboro, Yogyakarta untuk wisata.

“Harapan saya omzet kembali pulih.  Selama masa pandemi kami terpaksa menutup warung lesehan. Walaupun boleh buka, tapi pembelinya sepi,” ujar Rofi, putri Bu Djati ketika dihubungi Peluang, Jumat (7/8/20).

Untuk tetap menjalankan usahanya, Rofi mengelola warung bersama suaminya di rumah mereka, namun omzet penjualan menurun hingga 80 persen.

“Kalau sebelum pandemi kami bisa meraup omzet semalam Rp1-2 juta, maka semasa pandemi hanya Rp200-300 ribu,” kata Rofi.

Rofi mengaku mengandalkan wisatawan untuk penjualan dan tidak bisa mengandalkan warga lokal. Apalagi ketika daya belinya menurun.

“Pernah ada bus study tour dari Bandung sudah setuju ingin mampir di tempat kami, tetapi batal karena Yogyakarta belum siap. Kini sudah siap, kami harap omzet kami bisa kembali normal,” papar Rofi.

Lanjut Rofi lagi, para pedagang kuliner dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan, diizinkan untuk buka sampai lewat tengah malam. Sekalipun toko-toko tetap tutup pukul sepuluh malam.

Hal ini dibenarkan oleh Hizkia, seorang warga Yogyakarta yang menyebutkan istrinya baru saja dari tempat lesehan dan tempatnya sudah ramai.

Thomas, seorang warga Yogyakarta, lainnya menyampaikan Malioboro pagi dan siangnya sudah ramai menjadi spot para pesepeda.

“Sekalipun, beberapa waktu lalu pernah ada himbauan keras karena pengunjung abai pada protokol Covid-19,” kata Thomas.

Sebagai catatan pada masa normal baru, pengunjung juga diarahkan melakukan scan barcode di tiap zona yang ada di Malioboro lewat gawai masing-masing.

Akses jalan dibuat searah, pedestarian sisi timur khusus pejalan kaki dari utara ke selatan sementara pedestarian sisi barat khusus bagi pengunjung dari selatan ke utara. 

Akses dibuat searah sebagai upaya tak terjadi penumpukan pengunjung yang berpotensi munculnya kerumunan. Sehingga penularan Covid-19 bisa diminimalisasi.

Semenjak dibuka kembali dengan pemberlakuan protokol kesehatan pada pertengahan Juni lalu, jumlah wisatawan yang mengunjungi kawasan Malioboro hingga akhir Juli hanya berkisar 600-700 orang tiap harinya (van).

pasang iklan di sini