KINI saya makin ngeh, jalan tol ternyata sejenis komoditas. Dibangun untuk diperjualbelikan. Sembilan ruas jalan tol sepanjang 350 km siap dilelang pada tahun 2020, dengan total nilai investasi sekitar Rp142,51 triliun. Kesembilan jalan tol itu adalah ruas Kamal-Teluk-Naga-Rajeg 39,20 km senilai Rp18,51 triliun, Akses Patimban (37,7 km) senilai Rp6,36 triliun, ruas Bogor-Serpong via Parung 31,17 km senilai Rp8,95 triliun, dan ruas Sentul Selatan-Karawang Barat 61,50 km senilai Rp15,20 triliun.
Selain itu, ada juga ruas Semanan-Balaraja 32,39 km yang ditawarkan senilai Rp15,53 triliun, Harbour Toll Road Semarang 21,03 km senilai Rp12,05 triliun, ruas Cikunir-Karawaci 40 km senilai Rp26,15 triliun, ruas Tol Cikunir-Ulujami 21,50 km senilai Rp20,05 triliun, dan ruas Gilimanuk-Mengwi 95,51 km senilai Rp19,71 triliun. Selama 5 tahun ke depan, Kementerian PUPR menargetkan pembangunan jalan tol sepanjang 2.500 km.
Sudah sedemikian makmurkah kita sehingga untuk memanfaatkan jalan di atas wilayah negeri sendiri harus membayar? Bagi saya, ini sesuatu banget. Sesuatu yang luar biasa.●
Azib Mulachela
Pontianak, Kalimantan Barat
