Peluang news, Jakarta – Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang tergabung dalam Kerukunan Usahawan Kecil dan Menengah Indonesia (KUKMI), didorong untuk berkolaborasi dan sinergi dengan usaha besar melalui digitalisasi.
“Seiring tuntutan zaman, kami ingin anggota KUKMI melek digital, sehingga tidak gagap teknologi pada saat bermitra dengan sektor usaha besar bahkan memasuki dunia ekspor,” ujar Ketua Umum KUKMI Yudianto Tri Rahardjo, usai pelantikan Dewan Pimpinan Pusat KUKMI, di Jakarta, Sabtu (9/12/2023).
Hadir pada kesempatan itu mantan Ketua Umum DPP Kerukunan Usahawan Kecil dan Menengah Indonesia Azwir Dainy Tara sekaligus melantik DPP KUKMI Periode 2023-2028 mewakili Ketua Dewan Pelindung DPP KUKMI Bambang Soesatyo.
Saat ini, lanjut Yudianto, Kerukunan Usahawan Kecil dan Menengah Indonesia bertekad untuk menggencarkan sosialisasi pentingnya digitalisasi bagi usaha anggotanya. Upaya tersebut dimaksudkan agar UMKM dapat menjalin kolaborasi dengan sektor usaha besar.
Dengan adanya sinergi dan kolaborasi yang berlangsung kontinyu, keduanya diharapkan dapat tumbuh bersama dalam rantai pasok ekonomi Indonesia.
Sebab, kata Yudianto, tugas Kerukunan Usahawan Kecil dan Menengah Indonesia ialah untuk memajukan UMKM yang mampu mengikuti perkembangan zaman. UMKM harus melek digital agar mampu bersaing dan memasuki era industri.
“UMKM hanya akan tetap di pinggiran apabila hanya bergerak sendiri dan tidak mampu produksi skala industrial,” ucapnya dengan tegas.
Ia menambahkan, Kerukunan Usahawan Kecil dan Menengah Indonesia akan tegak lurus dengan program pemerintah yang bertekad menjadikan UMKM berdaya di negeri sendiri. Karenanya, Kerukunan Usahawan Kecil dan Menengah Indonesia sangat mendukung dengan upaya pemerintah menjadikan UMKM berkualitas atau naik kelas.
Namun demikian, lanjut Yudianto, jangan hanya sebatas jargon, harus jelas indikatornya. Di kelas apa? Apakah lingkungan ekonomi dan regulasi yang ada sudah mendukung? Untuk mendukung UMKM naik kelas.
Tugas besar organisasi ini, menurut Yudi, adalah membangun dan menciptakan formulasi berbagai program. Anggota KUKMI harus bisa menyesesuaikan dengan teknologi saat ini. Inilah yang akan membuat UMKM naik kelas. Harus ada formulasi dan cara mengaturnya.
Sebelumnya pada Sidang Musyawarah Nasional KUKMI ke VIII secara aklamasi menetapkan Yudianto Tri sebagai Ketua Umum DPP KUKMI Periode 2023-2028. Ia dinilai pas memimpin organisasi berusia 44 tahun ini yang sempat terpuruk terimbas pandemi Covid-19.
“Yudianto Tri kita harapkan dapat mengangkat kembali pamor Kerukunan Usahawan Kecil dan Menengah Indonesia yang di masa lalu merupakan organisasi yang banyak membantu UMKM,” kata pimpinan sidang Munas KUKMI ke VIII Azwir Dainy Tara, Sabtu (30/9/2023) di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Azwir yang sebelumnya menjabat Ketua Umum KUKMI selama 5 periode, menyatakan sikap bahwa ia tak ingin dipilih kembali untuk memimpin. Ia berharap ke depan dapat dipimpin oleh generasi yang lebih muda.
“Tantangan KUKMI ke depan tidak hanya penguasaan teknologi digital, tetapi juga mempersempit jarak persaingan pasar yang tidak adil antara sektor usaha besar dengan usaha kecil. Dan saya harapkan Yudianto Tri dapat menangkap tren tersebut, “ujar Azwir lagi usai menyerahkan pataka kepemimpinan kepada Yudianto Tri. (Irm/OL-1)