Bergesernya perilaku masyarakat dalam bertransaksi dari pasar tradisional ke arah digital mendorong BMT Tamzis untuk bersiap memberi layanan digital.
PASAR tradisional merupakan basis utama dari bisnis KSPPS Tamzis Wonosobo. Sebab, sebagian besar anggota koperasi yang didirikan pada 22 Juli 1992 ini, merupakan pedagang pasar. Tidak heran jika lebih dari 80% pembiayaan yang disalurkan digunakan untuk usaha produktif seperti menambah modal usaha atau investasi.
Dalam memberikan layanan kepada anggota, BMT yang sudah memiliki kantor di Jakarta ini memiliki 3 produk unggulan yaitu akad mudharabah (akad mempercayakan penyimpanan dan pembiayaan dana), akad murabahah (akad jual beli), dan pelayanan porsi haji.
Namun demikian, ada kecenderungan pasar tradisional mulai tergerus dengan maraknya pola belanja secara online. Oleh karenanya, BMT Tamzis mulai merencanakan untuk menyajikan layanan digital kepada anggota. Nantinya seluruh proses transaksi mulai dari pengajuan pembiayaan sampai eksekusi persetujuan pembiayaan diharapkan bisa dilakukan secara online.
BMT Tamzis dibentuk oleh sekelompok anak muda terdidik di kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo – Jawa Tengah. Modal yang kecil, pengalaman yang minim serta letak geografis yang relatif berada bukan di sentra kegiatan ekonomi tidak menyurutkan tekad anak-anak muda ini untuk membangun perekonomian yang lebih adil sesuai syariah. Kini idealisme tersebut sudah mewujud dengan dinobatkannya BMT Tamzis sebagai salah satu koperasi besar di Tanah Air. (Drajat)