Inilah kopsyah pertama di Indonesia yang memiliki sistem IT Core Banking berbasis ATM. Tidak hanya jadi modal untuk memberi layanan prima pada 302.828 orang anggota, tapi juga sebuah upaya pembuktian kompetensi.
INVESTASI teknologi informasi (TI) merupakan cara ampuh untuk mendongkrak daya saing koperasi. Hal ini tidak lepas dari kompetisi usaha yang semakin tajam, tidak saja dengan sesama KSP tetapi juga dengan kehadiran perusahaan financial technology (fintech).
Ketua KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera (BUS) Lasem Jawa Tengah, Abdullah Yazid, mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi hal tersebut dengan membangun infrastruktur teknologi demi memberikan kualitas layanan prima bagi anggota. BMT yang berdiri pada 10 November 1996 ini terus mengembangkan sistem IT core banking berbasis ATM. Dengan demikain, anggota dapat lebih mudah dalam bertransaksi.
Dalam berbagai survei, kemudahan bertransaksi merupakan alasan utama masyarakat untuk menjadi anggota koperasi. Oleh karenanya, ketersediaan fasilitas teknologi tersebut diharapkan dapat memacu minat masyarakat untuk menjadi anggota BMT BUS Lasem. Dengan jaringan kantor pelayanan yang tersebar di tujuh provinsi, penyediaan layanan ATM merupakan kebutuhan utama.
Sejalan dengan digitalisasi yang dilakukan, BMT BUS tetap berpegang teguh pada prinsip dasar koperasi. Setiap tahun, koperasi ini melakukan aktivitas tanggung jawab sosial sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap komunitas. Kegiatan yang dilakukan antara lain pemberian mobil operasional untuk ormas Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Koperasi kebanggaan “kota garam” ini juga menghimpun dana-dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) dari para anggota dan disalurkan untuk kepentingan umat. Hal ini sejalan dengan fungsi baitul maal yang melekat dalam organisasi BMT. (Drajat)